Rabu 18 Sep 2024 20:23 WIB

Unisba Terima 2.000 Mahasiswa Baru, Termasuk Penerima Beasiswa KIP

Salah satu mahasiswa baru yang diterima di Unisba beragama Kristen

Unisba melantik lebih dari 2.000 mahasiswa baru
Foto: Dok Republika
Unisba melantik lebih dari 2.000 mahasiswa baru

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Memasuki tahun ajaran baru untuk perkuliahan, kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) telah menerima lebih dari 2.000 mahasiswa baru. Di antara para mahasiswa ini puluhan siswa berhasil masuk ke kampus ini setelah mendapatkan beasiswa kartu indonesia pintar (KIP).

Rektor Unisba Prof Dr Edi Setiadi menyambut para mahasiswa yang menampakan optimisme yang sangat besar. Kehadiran para penerus bangsa ini dipastikan akan memperkuat pondasi Unisba dalam menggapai cita-cita yaitu menghasilkan para pemimpin Islam di masa yang akan datang.

Baca Juga

"Mereka ini adalah pejuang sejati pencari ilmu yang merupakan bagian dari Khoiro Ummah. Saya ucapkan selamat datang kepada seluruh mahasiswa baru di kampus Biru Unisba, kampus perjuangan dan dakwah," ujar Edi dalam siaran persnya, Rabu (18/9/2024).

Edi mengatakan, tantangan kehidupan bangsa saat ini bukan menjadi semakin ringan, namun perubahan masyarakat semakin cepat tidak dapat dihindari. Untuk itu dalam menghadapinya agar benar-benar dapat mempersiapkan diri dengan baik supaya ke depan tidak tergilas oleh kemajuan masyarakat.

“Masa depan tidak membutuhkan manusia yang santai, slow respon dan tidak peka terhadap keadaan. Oleh karena itu berubahlah dengan cepat dan mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi,” katanya.

Unisba, kata dia, akan turut serta menuntun mahasiswa menjadi manusia yang tangguh, selalu berpikir ke depan dan berinovasi secara berkelanjutan. Sebagai universitas yang berasaskan Islam, Unisba akan membentuk anda menjadi seorang Pejuang (Mujahid), Pemikir-Peneliti (Mujtahid) dan Inovator (Mujaddid). Oleh karena itu nilai-nilai Islam harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari di Unisba.

Para mahasiswa baru Unisba, kata Prof Edi, akan menempuh beragam kegiatan yang menarik dan menyenangkan sekaligus bermanfaat selain meningkatkan pemahaman tentang keberagaman. Banyak pilihan yang dapat dijalani selain kuliah dan diruang laboratorium saja. Tapi, berbagai aktivitas nalar, minat dan bakat bisa diikuti dengan ragam aktivitas yang dibuat oleh lebih dari 30 UKM.

”Untuk itu belajar berorganisasilah karena dengan berorganisasi dapat memberikan pembelajaran dalam disiplin waktu, manajemen konflik, strategi, ketahanan dan sebagainya. Organisasi adalah simulasi dunia nyata,” katanya.

Prof Edi mengajak agar dapat menyongsong kehidupan mahasiswa dengan penuh rasa syukur disertai ikhtiar terbaik sepenuh hati. Karena, menjadi mahasiswa adalah peluang untuk memperluas perspektif dan memperjauh horizon, pergunakanlah masa kuliah di Unisba ini untuk bekal menyongsong masa depan

Meskipun memiliki identitas sebagai universitas yang berlandaskan Islam, Unisba tetap membuka pintu selebar-lebarnya bagi calon mahasiswa dari berbagai latar belakang agama, termasuk mahasiswa non-Muslim. Hal ini sejalan dengan semangat inklusivitas dan toleransi dalam dunia pendidikan.

Salah satu aspek dari kesejahteraan mahasiswa di Unisba adalah adanya program beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP). Beasiswa KIP merupakan program pemerintah yang memberikan bantuan biaya pendidikan kepada mahasiswa dari keluarga kurang mampu agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Di Unisba, program ini tidak hanya diberikan kepada mahasiswa Muslim saja, tetapi juga terbuka bagi mahasiswa non-Muslim yang memenuhi syarat.

Salah satu mahasiswa baru yang diterima di Unisba adalah Naftalia Vera Pakpahan yang beragama Kristen merupakan salah satu penerima dari total 62 orang yang lulus beasiswa KIP Unisba. Ia merupakan lulusan SMAN 25 Kota Bandung tahun 2023 dan diterima di Program Studi Matematika Fakultas MIPA Unisba.

Ia mengambil jurusan tersebut di Unisba karena ingin mendalami matematika murni untuk nantinya meneruskan ke Pendidikan matematika setelah lulus menjadi sarjana. Disamping juga karena Program Studi Matematika yang memiliki akreditasi Baik Sekali. Ketertarikan menjadi guru matematika kata Naftalia, berawal ketika kelas 6 SD yang saat itu juga sedang menempuh ujian nasional diberikan kepercayaan untuk mengajar siswa kelas 3 karena guru matematikanya sedang sakit dan tidak bisa masuk kerja.

“Gurunya tau aku suka matematika, bagus juga nilainya diangkatan. Dan saya dikasih kepercayaan untuk handle satu kelas. Ga nyangka bisa lulus karena kan saya non muslim. Ini suatu kebanggaan bagi aku juga,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement