Kamis 19 Sep 2024 05:05 WIB

Ibu Almarhumah Dokter Undip Akhirnya Bicara ke Publik: Bantu Saya Mencari Keadilan!

Ia meminta dibantu untuk mencari keadilan atas kematian putrinya.

Sejumlah lilin menghiasi poster duka cita atas meninggalnya salah satu mahasiswi PPDS Anestesi berinisial ARL (30) dengan dugaan perundungan, di Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/9/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Sejumlah lilin menghiasi poster duka cita atas meninggalnya salah satu mahasiswi PPDS Anestesi berinisial ARL (30) dengan dugaan perundungan, di Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Nuzmatun Malina, ibu almarhumah Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi Undip Semarang memberikan pesan untuk lembaga pendidikan tersebut. Ia meminta dibantu untuk mencari keadilan atas kematian putrinya.

"Tolong bantu saya mencari keadilan," kata Nusmatun di Semarang, Rabu (18/9/2024).

Baca Juga

Menurut dia, putrinya sudah meninggal dunia saat menjalani pendidikan di PPDS Undip. Kemudian juga disusul oleh suaminya yang meninggal dunia beberapa hari setelah kepergian AR.

Padahal, kata dia, anaknya hanya ingin bersekolah dan mencari ilmu. "Tapi apa yang didapat. Tidak hanya anak saya yang pergi, suami saya juga," katanya.

Nusmatun mengungkapkan keluhan yang disampaikan almarhumah selama menempuh pendidikan. Keluhan itu juga telah disampaikan kepada Kaprodi PPDS, namun tidak ada tanggapan. Oleh karena itu, ia mengharapkan keadilan atas kematian putrinya saat menempuh pendidikan tersebut.

Sebelumnya, seorang mahasiswi PPDS Fakultas Kedokteran Undip Semarang meninggal dunia diduga bunuh diri di tempat indekosnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Kematian korban berinisial AR yang ditemukan pada 12 Agustus 2024 tersebut diduga berkaitan dengan perundungan di tempatnya menempuh pendidikan.

Keluarga AR sendiri sudah melaporkan dugaan perundungan tersebut ke Polda Jawa Tengah pada 4 September 2024.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement