REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cagub-cawagub) DKI Jakarta Pramono Anung-Rano Karno dijadwalkan bertemu Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Kamis (19/9/2024). Pertemuan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu dilakukan untuk bersilaturahmi dan meminta masukan.
Pramono mengatakan, menemui para mantan Gubernur DKI Jakarta menjadi agenda khusus dari pihaknya. Sejauh ini, pasangan dengan slogan ‘Jakarta Menyala’ itu telah menemui Sutiyoso dan Fauzi Bowo. Setelah bertemu Ahok pada siang ini, Pramono-Rano juga diagendakan menemui Anies Baswedan.
“Kenapa Mas Anies yang terakhir? Karena Mas Anies memang (Gubernur) yang terakhir (menjabat),” ungkap Pramono melalui keterangannya, Kamis
Pramono juga mengungkapkan keinginannya bertemu Joko Widodo atau Jokowi sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta. Rencananya, pertemuan itu akan dilakukan setelah 20 Oktober 2024, setelah Jokowi menyelesaikan jabatan sebagai Presiden RI.
Menurut dia, pertemuan dengan para mantan gubernur itu dilakukan dalam rangka meminta masukan. Dengan begitu, ia bersama Rano dapat lebih memahami tantangan dalam memimpin Jakarta dan menyiapkan solusi yang dibutuhkan warganya.
Ia menegaskan, pihaknya akan berani mengambil keputusan yang berpihak pada kebaikan warga Jakarta. “Saya tidak punya beban, saya berani memutuskan yang paling penting, persoalan-persoalan yang dulu-dulu tidak terselesaikan harus diselesaikan,” ujar Pramono.
Pramono juga akan berupaya untuk menjadikan Jakarta jauh lebih maju dari kota manapun di dunia. Namun, kemajuan itu harus berpihak pada warga sebagai pemilik Jakarta.
Ia menilai, keberpihakan pada warga akan diterjemahkan dalam program yang menghadirkan sebanyak-banyaknya lapangan pekerjaan.nSaat lapangan pekerjaan tercipta lebih banyak, pengangguran akan terserap, sehingga warga Jakarta akan lebih sejahtera, lebih bersahabat, dan lebih bahagia.
Diketahui, pertemuan antara Pramono-Rano dan Ahok akan dilakukan di Simpang Susun Semanggi. Bangunan itu diketahui merupakan salah satu infrastruktur ikonik di Jakarta, yang menjadi peninggalan Ahok.