Kamis 19 Sep 2024 15:57 WIB

Paloh tak Ingin Nasdem Diprioritaskan Dapat Kursi Menteri di Kabinet

Nasdem mempersilahkan parpol pengusung Prabowo-Gibran untuk dapat jatah menteri.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berpidato saat pembukaan Kongres ke-III Partai Nasdem di Jakarta, Minggu (25/8/2024). Kongres ke-III Partai Nasdem itu mengusung tema sinergi membangun bangsa.
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berpidato saat pembukaan Kongres ke-III Partai Nasdem di Jakarta, Minggu (25/8/2024). Kongres ke-III Partai Nasdem itu mengusung tema sinergi membangun bangsa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua umum Partai NasDem Surya Paloh mengungkapkan sudah tiga kali menemui Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto guna membahas komposisi menteri. Tapi Paloh menegaskan partainya tak perlu diutamakan mendapat kursi menteri.  Hal tersebut dikatakan Paloh saat ditemui di NasDem Tower, Jakarta Pusat pada Kamis (19/9/2024). 

“Apakah sudah bicara-bicara, ada, sudah lebih dari satu kali bicara-bicara. Kalau memang komunikasi dengan saya selaku ketum NasDem itu sudah lebih paling tidak mungkin dua atau tiga kali," kata Paloh kepada wartawan, Kamis (19/9/2024). 

 

Dalam perbincangan dengan Prabowo itu, Paloh mengatakan partainya tak perlu diutamakan Prabowo dalam komposisi menteri. Paloh mengakui NasDem bukan termasuk yang memenangkan Prabowo di Pilpres 2024. "Artinya NasDem bukan prioritas, itu yang saya harapkan," ujar Paloh.

 

Paloh mempersilahkan parpol pengusung Prabowo-Gibran untuk mendapat jatah menteri.  "Jawaban yang jujur saya mengutarakan kepada Pak Prabowo NasDem memberikan kesempatan kepada beliau dan kepada seluruh policy kebijakan beliau untuk memprioritaskan seluruh partai-partai politik di luar partai NasDem untuk masuk di kabinet," ujar Paloh.

 

Paloh meyakini hal tersebut termasuk bagian dari etika politik. Paloh merasa tak etis kalau NasDem meminta jatah menteri kepada Prabowo padahal bukan pengusung di Pilpres 2024.

 

"Kalau bisa mempertimbangkan NasDem itu paling ujung saja, paling belakang saja. Bukan nomor satu. Karena kita tahu, secara etik kita bukan yang memperjuangkan sejak awal pada Pilpres untuk mendukung Pak Prabowo," ujar Paloh. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement