REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan, buntut kebijakan pemangkasan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) dan suku bunga The Fed/Federal Funds Rate (FFR) sebesar 50 bps. Seiring dengan perkasanya mata uang Garuda, pengamat memproyeksikan Bank Indonesia (BI) bakal melanjutkan kebijakan memangkas suku bunga acuan (BI) di sisa tahun ini.
“Saya prediksi BI menurunkan suku bunga sampai akhir tahun 75-100 bps,” ujar Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (20/9/2024).
BI diketahui baru saja menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps dari 6,25 persen menjadi 6 persen. Demikian juga suku bunga deposito facility turun 25 bps dari 5,50 persen menjadi 5,25 persen dan suku bunga lending facility turun 25 bps dari 7,00 persen menjadi 6,75 persen. Kebijakan itu merupakan keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 September 2024.
Sehari setelahnya, bank sentral AS atau The Federal Reserve secara agresif memutuskan memangkas suku bunga The Fed sebesar 50 bps menjadi 4,75-5,50 persen. Angka pemangkasan FFR lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar sebesar 25 bps.