REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Sesuai kesepakatan ahli sunnah, Sayyidina Abu Bakar adalah orang yang paling utama di antara seluruh manusia di dunia ini selain para nabi alaihissalam. Dia dipastikan termasuk ahli surga.
Baginda Rasulullah SAW sendiri memberi kabar gembira bahwa
ia adalah ahli surga, bahkan dikatakan akan menjadi pimpinan kaum tua yang akan masuk surga. Semua pintu surga akan memanggil namanya dan menyampaikan kabar gembira kepadanya.
Baginda Nabi SAW bersabda, "Orang yang paling dahulu masuk surga di kalangan umatku adalah Abu Bakar." Meskipun demikian, Sayyidina Abu Bakar RA berkata, "Alangkah bahagianya, seumpama aku menjadi
sebatang pohon yang akhirnya ditebang." la juga berkata, "Alangkah
bahagianya, seumpama aku menjadi rumput yang dimakan hewan."
Kadangkala ia berkata, "Alangkah bahagianya, seumpama aku menjadi sehelaibulu di badan seorang mukmin." Suatu ketika, ia pernah berada di dalam sebuah kebun dan melihat seekor burung yang sedang berkicau. Sambil menarik nafas berat, Sayyidina Abu Bakar Rodhiyallohu 'anhu berkata, "Wahai burung, alangkah beruntungnya hidupmu. Kamu makan, minum, dan beterbangan di antara pepohonan, tetapi di akhirat tidak ada hisab bagimu. Alangkah bahagianya, seumpama Abu Bakar menjadi sepertimu."
Sayyidina Rabi'ah Aslami Radhiyallohu 'anhu bercerita, "Suatu ketika
pernah terjadi kesalahpahaman antara aku dan Sayyidina Abu Bakar
Rodhiyallohu 'anhu. la berbicara kasar kepadaku, sehingga aku tersinggung.
Ketika ia menyadari kesalahannya, ia berkata kepadaku, 'Ucapkanlah kata-kata kasar kepadaku sebagai balasan!' Namun, aku menolaknya. la berkata, 'Kamu harus mengucapkannya. Jika tidak, akan kuadukan kepada Baginda Rasulullah Shollollohu 'alaihi wasallam' Aku tetap tidak menjawab apa pun. Lalu, ia bangun dan pergi meninggalkanku.
Ketika itu, beberapa orang dari kabilahku (Banu Aslam) yang menyaksikan kejadian tersebut berkata, 'Orang ini aneh
sekali. la sendiri yang bersalah dan ia sendiri yang mengadukannya kepada Baginda Rasulullah.'Aku berkata, 'Tahukah kamu
siapa dia? Dialah Abu Bakar Rodhiyallohu'anhu. Jika ia marah kepadaku, tentu Baginda Rasulullah SAW kekasih Allah akan marah kepadaku, dan jika beliau marah, maka Allah pun akan marah. Jika demikian, maka Rabi'ah pasti akan binasa.'
Kemudian aku pergi menemui Baginda Nabi SAW dan menceritakan kejadian tersebut. Beliau bersabda, 'sikapmu benar, memang sebaiknya kamu tidak membalasnya, tetapi katakanlah, 'Semoga Allah SWT memaafkanmu, wahaiAbu Bakar."
Menurut Maulana Muhammad Zakariyya Al Khandahlawi dalam Fadhilah Amal, inilah contoh perasaan takut kepada Allah. Hanya
karena sepotong kalimat yang sepele, sayyidina Abu Bakar
demikian takut balasannya (di akhirat). la sangat cemas dan khawatir,
sehingga ia sendiri yang minta dibalas, bahkan mengadukannya kepada
Baginda Nabi agar sayyidina Rabi'ah membalasnya.
"Pada hari ini, kita mudah untuk saling mencaci tanpa rasa khawatir sedikit pun akan balasan perbuatan kita kelak di akhirat atau Hari Hisab," tulis Maulana Zakariyya.