Sabtu 21 Sep 2024 06:16 WIB

MPKSDI dan LazisMu Salurkan Beasiswa Kader Muhammadiyah

Penyediaan Beasiswa Sang Surya ini didukung Paragon Corp dan mitra perbankan syariah.

Penyerahan secara simbolis Beasiswa Sang Surya 2024 di auditorium Gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Jumat (20/9/2024).
Foto: dok muhammadiyah
Penyerahan secara simbolis Beasiswa Sang Surya 2024 di auditorium Gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Jumat (20/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah sebuah hal yang niscaya. Demikian disampaikan Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr Bachtiar Dwi Kurniawan.

Sebagai gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, lanjut dia, Muhammadiyah bertanggung jawab secara historis maupun moral untuk mencetak kader-kader berkualitas. Ini diwujudkan antara lain melalui banyak lembaga pendidikan yang dimiliki Persyarikatan, termasuk lebih dari 170 perguruan tinggi Muhammadiyah-'Aisyiyah (PTMA).

Baca Juga

Pada tahun ini, Muhammadiyah kembali menyelenggarakan program Beasiswa Sang Surya untuk kader-kader Persyarikatan. Ini dimaksudkan sebagai dukungan kepada para mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menempuh studi S-1 maupun S-2 di berbagai PTMA. Pada akhirnya, mereka diharapkan dapat menjadi agen perubahan (agent of change) demi terwujudnya Indonesia Emas 2045.

"Program ini diharapkan dapat mencetak kader yang adaptif terhadap perubahan zaman, tetapi tetap kokoh dalam menjalankan nilai-nilai luhur, yang menjadi ciri khas gerakan berkemajuan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada LazisMu Pusat yang mendukung program ini,” ujar Bachtiar Dwi Kurniawan di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Jumat (20/9/2024).

Jumlah penerima manfaat beasiswa Sang Surya 2024 adalah 400 orang. Sebelumnya, MPKSDI telah menyeleksi seluruh pendaftar yang berasal dari jenjang S-1 dan S-2. Adapun total dana bantuan mencapai Rp 2 miliar (untuk seluruh penerima manfaat S-1) dan Rp 1,5 miliar (untuk seluruh penerima manfaat S-2).

Kepada mereka, program Beasiswa Sang Surya tidak hanya menyalurkan dukungan finansial, melainkan juga berbagai pembekalan nilai-nilai kepemimpinan, tanggung jawab sosial, dan kecakapan strategis yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin di masa depan.

"Kami upayakan proporsional untuk penyebaran penerima manfaatnya, dari Sabang sampai Merauke, bahkan sampai yang ada di luar negeri,” katanya.

Wakil Ketua Badan Pengurus Lembaga Zakat, Infak dan Sedekah Muhammadiyah (LazisMu) Pusat, Muarawati Nurmalinda, mengapresiasi penyelenggaraan program ini. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh mitra yang telah mempercayakan donasinya kepada LazisMu dan MPKSDI PP Muhammadiyah.

Muslim Ecosystem Advisor PT Paragon Teknologi and Innovation, Dwi Lesmana, mengaku bangga bahwa pihaknya turut menjadi mitra LazisMu dalam mewujudkan program Beasiswa Sang Surya. Mengutip pesan pendiri Paragon Corp, Ibu Nurhayati Subakat, pendidikan sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu pilar penting untuk harus terus dikembangkan.

“Supaya kami juga terus belajar dan tumbuh. Sebagaimana pesan Ibu Nurhayati Subakat, jika sudah tumbuh dan besar, jangan pernah merasa ada di puncak,” kata Dwi Lesmana.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Agung Danarto mengatakan, Persyarikatan bersifat inklusif dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Seluruh PTMA didirikan untuk masyarakat umum, bukan hanya kader Muhammadiyah atau kaum Muslimin Indonesia.

“Karena semua memiliki kesempatan yang sama. Jika terjadi ketimpangan, kesenjangan sosial, maka hanya dengan pendidikan hal itu bisa diminimalkan sebagai jalan untuk memberikan akses pendidikan,” ujar Agung Danarto.

"Atas nama PP Muhammadiyah, kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada LazisMu, MPKSDI, dan segenap mitra, yaitu Paragon Corp dan perbankan syariah," sambungnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement