Sabtu 21 Sep 2024 09:26 WIB

Kunjungan Paus Fransiskus Disebut sebagai Inspirasi Persaudaraan

Kepemimpinan agama di Indonesia harus sejalan dengan semangat keberagaman.

Red: Fernan Rahadi
Umat Katolik mengikuti misa akbar di Stadion Madya, kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Kamis (5/9/2024). Misa akbar yang dihadiri oleh hampir 90 ribu umat Katolik tersebut dipimpin langsung oleh Pemimpin Gereja Katolik Dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus yang berlangsung pukul 17.00 -19.00 WIB.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Umat Katolik mengikuti misa akbar di Stadion Madya, kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Kamis (5/9/2024). Misa akbar yang dihadiri oleh hampir 90 ribu umat Katolik tersebut dipimpin langsung oleh Pemimpin Gereja Katolik Dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus yang berlangsung pukul 17.00 -19.00 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi momen penting dalam memperkuat perdamaian dan kerukunan antar umat beragama di Tanah Air. Peristiwa ini dinilai sebagai langkah konkret untuk membangun persaudaraan antar umat manusia.

Dr M. Najih Arromadloni, atau yang akrab disapa Gus Najih, Pengurus Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM) PBNU, menyambut positif kunjungan pemimpin tertinggi Katolik tersebut. 

"Kunjungan Paus ini ke Indonesia adalah kunjungan yang sangat bersejarah dan sangat bermakna untuk memperkuat perdamaian, memperkuat kerukunan antar umat beragama, apalagi terutama di antara kedua agama yaitu Katolik dan juga Islam sebagai agama yang mayoritas di Indonesia," ujar Gus Najih beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Gus Najih menekankan bahwa momentum ini harus dimaknai sebagai upaya rekonsiliasi, terutama mengingat konflik-konflik berbau agama yang pernah terjadi di Indonesia.