Senin 23 Sep 2024 06:10 WIB

Dibombardir Hizbullah, Wilayah Utara Israel Lumpuh

Hizbullah menembakkan sejumlah roket ke fasilitas militer dan pemukiman di Israel.

Pekerja kota mengibarkan bendera Israel menutupi bangunan rusak yang terkena roket yang ditembakkan dari Lebanon, di Kiryat Bialik, Israel utara, pada Ahad, 22 September 2024.
Foto: AP Photo//Ariel Schalit
Pekerja kota mengibarkan bendera Israel menutupi bangunan rusak yang terkena roket yang ditembakkan dari Lebanon, di Kiryat Bialik, Israel utara, pada Ahad, 22 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Sekitar 85 roket diluncurkan oleh Hizbullah dari Lebanon di daerah Haifa di Israel utara sejak Ahad pagi. Serangan balasan atas agresi Israel ke Lebanon pekan lalu itu mengenai target militer dan pemukiman warga, serta melumpuhkan bagian utara Israel.

Serangan kemarin merupakan serangan roket terdalam kelompok Hizbullah ke Israel sejak awal perang pada bulan Oktober. The Times of Israel melansir seorang remaja tewas ketika kendaraannya menabrak saat sirene dibunyikan dini hari, dan sedikitnya tiga orang terluka akibat tembakan roket tersebut.

Baca Juga

BACA JUGA: 3 Tantangan Alquran yang tak Mampu Dijawab Orang Kafir Hingga Detik Ini

Militer mengatakan bahwa beberapa roket yang ditembakkan ke arah Haifa berhasil dicegat, sementara roket lainnya mengenai Kiryat Bialik, pinggiran kota pesisir utara, dan melukai tiga orang.

Korbannya adalah seorang pria berusia 70-an yang kondisinya sedang, dan seorang pria berusia 70-an serta seorang gadis berusia 16 tahun yang mengalami luka ringan. Ketiganya dibawa ke Pusat Medis Rambam Haifa untuk perawatan.

Satu roket menghantam sebuah rumah di Moreshet di Galilea Bawah, menyebabkan kerusakan parah namun tidak ada korban jiwa. Sirene juga terdengar di sekitar Danau Galilea. Tidak ada laporan korban luka di sana.

Dalam pernyataannya, Hizbullah mengklaim bahwa tembakan roket tersebut menargetkan fasilitas perusahaan pertahanan Rafael di wilayah Haifa. Mereka mengatakan roket-roket tersebut merupakan respons terhadap ledakan pager dan walkie-talkie di Lebanon pekan lalu, yang menewaskan lebih dari 30 anggota kelompok dan melukai ribuan lainnya. 

Serangan kemarin menyebabkan terhentinya layanan publik di Israel. Terjadi pembatalan operasi di sejumlah rumah sakit seperti di RS Elisha di Haifa, pusat kesehatan Rambam dan Carmel di Haifa, Pusat Medis Ziv di Safed, Pusat Medis Galilea di Nahariya, Pusat Medis Haemek di Afula, Pusat Medis Tzafon di luar Tiberias, dan RS Italia dan Inggris di Nazareth.

Di Sekolah David Yelin di Haifa, tanda selamat datang masih dipasang untuk siswa kelas satu yang mulai bersekolah tiga pekan lalu, namun sekolah tersebut ditutup setelah Komando Perbatasan IDF menginstruksikan semua lembaga pendidikan di wilayah tersebut untuk tutup pada hari Ahad dan Senin. 

Sejak 8 Oktober, pasukan pimpinan Hizbullah telah menyerang komunitas dan pos militer Israel di sepanjang perbatasan. Kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka melakukan hal tersebut untuk menekan Israel agar menghentikan serangan brutalnya ke Jalur Gaza.

Sejauh ini, pertempuran tersebut telah mengakibatkan 26 kematian warga sipil di pihak Israel, serta kematian 22 tentara dan cadangan IDF. Ada juga beberapa serangan dari Suriah tanpa ada korban jiwa.

Komando Perbatasan IDF membatasi kegiatan publik di Israel utara pada Sabtu malam karena mengantisipasi serangan Hizbullah, dan pada Ahad pagi mengumumkan bahwa sekolah-sekolah akan ditutup di Dataran Tinggi Golan, Galilea, kawasan teluk Haifa, dan lembah utara.

 

Korban di Beirut

Pertahanan Sipil Lebanon mengumumkan pada Ahad bahwa jumlah korban agresi Israel yang menargetkan sebuah bangunan tempat tinggal di Pinggiran Selatan Beirut pada Jumat telah meningkat menjadi 51 orang, sementara 10 orang masih dilaporkan hilang.

Merujuk Almayadeen, layanan medis darurat publik Lebanon melaporkan bahwa upaya untuk menghilangkan puing-puing dari situs tersebut sedang berlangsung pada hari ketiga, dan tim forensik telah memulai pekerjaan mereka untuk mengidentifikasi para martir yang jenazahnya ditemukan. Agresi tersebut mengakibatkan gugurnya beberapa anggota Hizbullah, termasuk pemimpin Ibrahim Aqil dan Ahmad Wehbi.

photo
Petugas pemadam kebakaran Israel bekerja di sebuah rumah yang terkena roket yang ditembakkan dari Lebanon, dekat kota Safed, Israel utara, pada Sabtu, 21 September 2024. - ( AP Photo//Leo Correa)

Pada Jumat, Hizbullah mengumumkan, "dengan penuh kebanggaan dan kehormatan, kesyahidan komandan seniornya Ibrahim Aqil, 'Abdul Qader', dan sekelompok rekannya" dalam pembunuhan dan agresi Israel yang menargetkan pinggiran selatan Beirut.

Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah memuji komandannya yang mati syahid dan “kehidupan penuh berkah” yang dipimpinnya, “penuh dengan perjuangan, kerja keras, luka, pengorbanan, risiko, tantangan, prestasi, dan kemenangan.” Pernyataan tersebut lebih lanjut menegaskan bahwa keinginan terbesar Syahid Aqil adalah shalat di Masjid al-Aqsa dan gairah terbesarnya adalah Yerusalem menjadi milik, Palestina. 

Agresi yang dilancarkan oleh penjajah Israel di pinggiran kota terjadi setelah pembantaian pada hari Selasa dan Rabu, yang melibatkan peledakan pager dan perangkat nirkabel, yang mengakibatkan kematian 37 orang dan melukai 2.931 lainnya.

Spesifikasi roket yang digunakan menyerang Israel... baca halaman selanjutnya

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement