Senin 23 Sep 2024 09:14 WIB

Kenali Budaya Islam di Jawa, Peserta AIMEP Kunjungi Pesantren Budaya Kaliopak

Santri tak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga mempelajari seni tradisional.

Rep: Tubagus Abyan Ammar/Muhammad Gavindra Pratama/ Red: Fernan Rahadi
Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia (AIMEP) melakukan kunjungan ke Pesantren Budaya Kaliopak, Yogyakarta, Kamis (19/9/2024).
Foto: Muhammad Gavindra Pratama
Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia (AIMEP) melakukan kunjungan ke Pesantren Budaya Kaliopak, Yogyakarta, Kamis (19/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL – Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia (AIMEP) melakukan kunjungan ke Pesantren Budaya Kaliopak, Yogyakarta. Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda AIMEP yang bertujuan untuk mempererat hubungan antar komunitas Muslim di Australia dan Indonesia serta memperdalam pemahaman lintas budaya, terutama terkait tradisi Islam yang kaya dan beragam di Indonesia. Bertempat di Pondok Pesantren Budaya Kaliopak, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, acara ini berlangsung pada hari Kamis (19/9/2024).

Pesantren Budaya Kaliopak yang terletak di kawasan Bantul, Yogyakarta, dikenal dengan pendekatan uniknya yang menggabungkan ajaran Islam dengan seni dan budaya lokal. Di pesantren ini, santri tidak hanya belajar tentang ilmu agama, tetapi juga mempelajari seni tradisional seperti musik gamelan dan seni rupa. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi delegasi AIMEP, yang ingin memahami bagaimana tradisi Islam dapat berkembang seiring dengan kearifan lokal.

Selaku pimpinan Pesantren Budaya Kaliopak, KH Jadul Maula menjelaskan bahwa untuk menggambarkan sosok Nabi Muhammad bisa melakukan perpaduan seni musik, tari, dan vokal sastra secara bersamaan.

"Untuk menggambarkan sosok Nabi Muhammad, kami percaya bahwa perpaduan seni seperti musik, tari, dan vokal sastra bisa menjadi medium yang sangat kuat. Melalui seni, kita dapat menyampaikan keteladanan dan akhlak mulia Nabi dengan cara yang menyentuh hati dan mendalam. Di sini, kami mengajarkan bahwa syiar Islam tidak hanya melalui kata-kata, tapi juga lewat ekspresi budaya yang indah dan penuh makna," Kata KH Jadul Maula.