Senin 23 Sep 2024 13:50 WIB

Indef: Produktivitas Manufaktur Jadi PR bagi Pemerintahan Prabowo

Produktivitas manufaktur yang terus menurun sejak 2010.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung melihat-lihat barang yang dipamerkan dalam Pameran Indo Leather & Footwear Expo 2023 di JlExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (3/5/2023). Pameran bertaraf internasional dalam bidang sepatu, kulit dan fashion ini bertujuan meningkatkan efisiensi dalam industri manufaktur kulit dan alas kaki dalam membantu pelaku bisnis mengoptimalkan proses produksi, menghasilkan produk kulit berkualitas dan mengenalkan inovasi atau trend fashion kulit saat ini. Pameran yang berlangsung 3-5 agustus 2023 ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta baik lokal maupun internasional.
Foto: Republika/Prayogi
Pengunjung melihat-lihat barang yang dipamerkan dalam Pameran Indo Leather & Footwear Expo 2023 di JlExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (3/5/2023). Pameran bertaraf internasional dalam bidang sepatu, kulit dan fashion ini bertujuan meningkatkan efisiensi dalam industri manufaktur kulit dan alas kaki dalam membantu pelaku bisnis mengoptimalkan proses produksi, menghasilkan produk kulit berkualitas dan mengenalkan inovasi atau trend fashion kulit saat ini. Pameran yang berlangsung 3-5 agustus 2023 ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta baik lokal maupun internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Program Indef Eisha Maghfiruha Rachbini berharap industri manufaktur akan kembali tumbuh pada masa kepemimpinan presiden terpilih, Prabowo Subianto. Eisha mengatakan pertumbuhan industri manufaktur yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi menjadi sinyalemen positif bagi Indonesia. 

"Namun yang kini terjadi pertumbuhan industri selalu di bawah pertumbuhan ekonomi," ujar Eisha dalam diskusi bertajuk 'Prospek Kebijakan Ekonomi Prabowo (Mustahil Tumbuh 8 Persen Tanpa Industrialisasi)' di Jakarta, Ahad (22/9/2024).

Baca Juga

Eisha mengatakan Indonesia pernah mencapai beberapa poin penting industrialisasi saat orde baru hingga mencapai pertumbuhan industri manufaktur sebesar 25 persen di era Soeharto dan menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi saat itu. Sayangnya, pada dekade terakhir, lanjut Eisha, kontribusi sektor industri terus menurun hingga 18 persen. 

"Itu salah satu titik cukup rendah dibandingkan prestasi di 80-an. Seolah-olah kembali terjadi deindustrialisasi dini," ucap Eisha.