Senin 23 Sep 2024 16:49 WIB

Populasi Badak Meningkat, tapi Perburuan Merajalela

Tingginya permintaan cula badak mendorong perburuan ilegal.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Badak Putih Seha didorong oleh para ahli konservasi ke dalam truk yang menunggu di Bela Bela, Afrika Selatan, 24 Januari 2022.
Foto: EPA-EFE/KIM LUDBROOK
Badak Putih Seha didorong oleh para ahli konservasi ke dalam truk yang menunggu di Bela Bela, Afrika Selatan, 24 Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Lembaga-lembaga konservasi mengatakan populasi badak di seluruh dunia meningkat, tapi jumlah badak yang mati diburu juga naik, terutama di Afrika Selatan. Tingginya permintaan cula badak mendorong perburuan ilegal.

Dalam laporan Hari Badak Dunia pada Ahad (22/9/2024), International Rhino Foundation mengatakan jumlah badak putih naik dari 15.942 ekor pada tahun 2022 menjadi 17.464 ekor pada tahun 2023. Tapi jumlah badak hitam dan cula satu masih sama.

Sub-spesies badak putih utara secara teknis sudah punah karena saat ini tinggal dua badak betina yang tersisa dan dijaga ketat di hutan lindung di Kenya, Ol Pejeta. Percobaan untuk mengembangkan embrio di laboratorium dari telur dan sperma dari badak putih dan dipindahkan ke ibu badak hitam sedang dilakukan.

International Union for Conservation of Nature mengatakan pada tahun 2023 terdapat 586 badak yang mati diburu, naik dari tahun 2022 yang sebanyak 551 ekor.  Sebagian besar perburuan dilakukan di Afrika Selatan, negara dengan populasi badak terbanyak di dunia dengan jumlah diperkirakan sebanyak 16.056 ekor.