Senin 23 Sep 2024 19:35 WIB

Konsumsi Air Bantu Ginjal Buang Dampak Negatif Makanan Kaya GGL

Tercukupinya konsumsi air bantu jaga kesehatan secara jangka panjang.

Minum air (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Minum air (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Konsumsi makanan dan minuman ultraproses yang tinggi kandungan gula, garam, dan lemak (GGL) telah menyebabkan masyarakat global lebih rentan penyakit. Konsumsi real food bahkan terkesan terminggirkan karena mudahnya memperoleh makanan dan minuman kemasan.

Menurut Dr Michael Goran, seorang ahli nutrisi dari University of Southern California, konsumsi gula berlebih pada anak-anak dapat mempengaruhi metabolisme mereka. Lalu berpotensi meningkatkan risiko obesitas serta masalah kesehatan lainnya di masa mendatang.

Baca Juga

Anak-anak dan dewasa seakan kini perlu diingatkan pentingnya konsumsi air minum murni. Alias air putih.

Air minum murni adalah agen detoksifikasi alami. Air membantu ginjal anak bekerja optimal dalam membuang zat-zat berbahaya dari tubuh dan mengurangi dampak negatif dari konsumsi makanan manis yang tinggi gula dan pewarna.

Air murni tanpa partikel, baik bagi kesehatan bayi untuk mendapatkan nutrisi tanpa kontaminasi partikel-partikel yang tidak diinginkan.

Commercial Director PT Amidis Tirta Mulia, Susilo Gunadi, mengatakan air bisa berperan sebagai agen detoks alami. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan air minum murni bagi keluarga. “Yaitu sebagai bagian dari pola hidup sehat,” katanya, Senin (23/9/2024).

Konsumsi air minum murni ini tidak hanya meningkatkan kesehatan keluarga tetapi juga menciptakan kebiasaan sehat jangka panjang.

Amidis merupakan salah satu produk air minum dengan TDS 0ppm. Artinya, tidak mengandung partikel apapun di dalam airnya.

Dia menjelaskan untuk mendapatkan air murni tersebut, harus melalui proses Multi Filtration dan Purification dengan menggunakan pemananasan suhu tinggi sehingga air yang dihasilkan sama dengan H2O.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement