REPUBLIKA.CO.ID, Ka’ab bin Asyraf merupakan seorang pemuda Yahudi dari ayah yang berasal dari suku Thayy. Sementara itu, ibunya berasal dari Bani Nadhir Yahudi. Dia dikenal sebagai pemuda tampan yang kaya raya. Ia juga populer sebagai penyair yang suka merendahkan dan mengejek Nabi.
Menurut beberapa hadits dalam Shahih Bukhari, ia menulis puisi satire untuk Nabi Muhammad, memuji Quraisy, dan membujuk mereka untuk melawan kaum Muslimin. Dia datang ke Makkah untuk menyalakan api peperangan dan kebencian terhadap umat Islam di Madinah.
Ka’ab sangat marah dan dendam atas kemenangan kaum Muslimin saat Perang Badar. Terlebih, beberapa tokoh Quraisy dieksekusi dalam peperangan di Badar tersebut. Ka’ab datang kepada kaum Quraisy agar kembali mengangkat senjata untuk mendapatkan kembali kehormatan mereka yang terampas.
Dia bahkan membuat kesepakatan dengan seorang tokoh Makkah, Abu Sufyan, untuk menjalin kerjasama antara Yahudi dengan Quraisy Makkah untuk melawan Rasulullah dan kaum Muslimin di Madinah. Ka'ab kembali ke Madinah sambil merangkum bait-bait syair yang menjelek-jelekkan istri para sahabat dengan ketajaman lidahnya.
Tabiat Ka’ab pun sampai di telinga Nabi dan para sahabat. Sampai-sampai, Allah SWT menurunkan salah satu ayat Alquran dalam QS An-Nisa ayat 51, yang artinya:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab? Mereka percaya kepada yang disembah selain Allah dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Makkah) bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman” (QS An-Nisa: 51).
Perintah Rasulullah..