Selasa 24 Sep 2024 13:53 WIB

Menengok Islam di Kanada

Mayoritas umat Islam di Kanada merupakan imigran negara-negara Asia.

Masjid Ottawa di ibu kota Kanada.
Foto: dok wiki
Masjid Ottawa di ibu kota Kanada.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanada adalah salah satu negara maju yang mengedepankan prinsip-prinsip multikulturalisme. Negeri yang beribu kota di Ottawa itu dihuni masyarakat dari beragam bangsa dan ras. Meskipun terbilang minoritas, umat Islam turut menjadi unsur penyokong identitas plural setempat.

Menurut sensus nasional Kanada 2021, terdapat sebanyak 1.775.715 jiwa pemeluk Islam di negara tersebut. Angka itu mewakili sekitar 4,8 persen dari total populasi.

Baca Juga

Kaum Muslimin rata-rata menghuni daerah perkotaan. Adapun provinsi dengan komunitas Islam yang signifikan di sana ialah Ontario dan Quebec.

Mayoritas umat Islam di Kanada merupakan imigran negara-negara Asia, semisal Lebanon, Pakistan, Bangladesh, India, dan Iran. Ada pula yang berasal dari Afrika Utara atau Kepulauan Karibia.

Di antara mereka ialah kalangan terpelajar yang menempuh studi di kampus-kampus negeri paling utara Benua Amerika itu. Namun, terdapat pula komunitas Muslim, umpamanya, yang datang dari Timur Tengah ke Kanada dengan tujuan mengungsi. Hal itu lantaran negeri asal mereka sedang dilanda konflik peperangan.

Kaum Muslimin mengisi perjalanan sejarah negeri berbendera daun mapel itu. Organisasi keagamaan Islam pertama di Kanada dibentuk oleh kaum imigran asal Lebanon pada 1934 di Regina, Provinsi Saskatchewan. Sementara itu, masjid pertama yang berdiri di Kanada dibangun pada 1938 di Kota Edmonton, Provinsi Alberta.

Pada saat itu, jumlah umat Islam setempat diperkirakan sebanyak 700 orang. Mereka kebanyakan merupakan imigran asal Eropa Balkan. Saat ini, masjid tersebut sudah menjadi bagian dari kompleks museum taman benteng Edmonton. Demikian dilansir Saudi Aramco World.

Pada 1968, masjid pertama didirikan di Toronto. Inisiatornya merupakan kalangan imigran Muslim asal Bosnia dan Albania yang hijrah ke Kanada untuk memulai kehidupan lebih baik.

Awalnya, bangunan itu merupakan sebuah gereja Katolik yang lama terabaikan, sehingga dibeli oleh representasi tokoh-tokoh Muslim setempat. Pembangunan Masjid Toronto itu tuntas pada 23 Juni 1973.

photo
Masjid Al Raschi di Edmonton, Alberta, Kanada. - (dok wiki)

Tidak hanya rumah ibadah. Komunitas Muslim setempat juga memperhatikan aspek pendidikan islami. Madrasah pertama yang berdiri di Amerika Utara adalah al-Rashid Islamic Institute, yakni sejak 1983. Bangunan itu terletak di Cornwall, Provinsi Ontario, Kanada.

Masih di provinsi yang sama, tepatnya di Toronto, telah berdiri pula Madrasah al-Rahman Islamic Centre for Islamic Education. Karena kota itu berbatasan dengan wilayah AS, tak sedikit peserta didiknya yang berasal dari Negeri Paman Sam.

Menerapkan gaya hidup halal tidak begitu sulit di beberapa kota seantero Kanada. Sebab, ada sejumlah agensi daging yang menjamin status kehalalan dari produk-produk mereka.

Sertifikasi halal di Kanada juga menjadi bagian dari pengawasan secara global, yakni melalui kerja sama dengan sejumlah lembaga dari negara-negara mayoritas Muslim. Agensi-agensi sertifikasi halal di Kanada, antara lain adalah Islamic Society of North America (ISNA) dan the Halal Monitoring Authority (HMA).

ISNA Cabang Kanada telah beroperasi penuh sejak 1988. Cakupan wilayah kerjanya tak hanya Kanada, melainkan juga AS dengan berkolaborasi dengan lembaga-lembaga halal setempat. Logo halal yang diedarkan ISNA Kanada terpampang dalam setiap produk yang lulus sertifikasi halal dari institusi tersebut.

Adapun HMA Cabang Kanada termasuk organisasi nonprofit. Lembaga itu berdiri dengan tujuan menjamin keaslian produk-produk halal yang beredar di negara tersebut. Pihaknya juga mengadakan inspeksi, regulasi, serta pengawasan produk-produk berlabel halal. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement