REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Bob Tyastika Ananta mengatakan sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI senantiasa berkomitmen dalam implementasi Environment, Social and Governance (ESG) di setiap kebijakan yang diambil. Ini bisa dilihat salah satunya dari pembiayaan keuangan berkelanjutan yang mencapai Rp 61,1 triliun hingga Juni 2024.
“Nilai tersebut didominasi oleh pembiayaan UMKM sebesar Rp 47,7 triliun, selanjutnya pembiayaan green sector didominasi sektor eco-efficient product Rp 6,2 triliun, proyek eco-green Rp 5,9 triliun dan energi terbarukan Rp 700 miliar,” papar Bob dalam keterangan, dikutip Selasa (24/9/2024).
Tak hanya fokus pada pembiayaan hijau, BSI juga berperan dalam mendukung investasi hijau melalui produk keuangan syariah seperti green sukuk. Produk ini bertujuan mendukung proyek-proyek ramah lingkungan yang menjadi bagian dari upaya nasional.
Pada Mei 2024, BSI juga berhasil menerbitkan sustainability sukuk senilai Rp 3 triliun, yang mendapatkan minat tinggi dari investor dengan oversubscribed hingga tiga kali lipat. Hal ini mencerminkan tingginya minat terhadap produk keuangan syariah yang mendukung agenda ekonomi hijau di Indonesia.
BSI juga mengambil langkah nyata dalam memperkuat komitmennya terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan. Salah satu tonggak penting dalam implementasi ESG adalah pembentukan divisi khusus Environmental, Social, and Governance (ESG) Group, yang bertanggung jawab memastikan kebijakan ini berjalan di seluruh lini bisnis.
Selain itu, lanjut Bob, BSI aktif mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon melalui penerapan prinsip keberlanjutan dalam operasional dan pembiayaan. BSI mengoperasikan berbagai inisiatif hijau, termasuk pembangunan gedung berkonsep ramah lingkungan di Aceh, penggunaan 37 kendaraan listrik (EV), charging station, pemasangan 3 panel surya, dan pembangunan sport center yang berfokus pada efisiensi energi.
Salah satu implementasi aktivitas ini adalah penyediaan 50 titik mesin RVM (Reverse Vending Machine) di seluruh Indonesia. Inisiatif tersebut saat ini berdampak pada pengurangan emisi karbon sebanyak 176,5 ton CO2eq dan telah mendaur ulang sebanyak 33,3 ton limbah plastik. Secara keseluruhan, BSI berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 257,39 triliun per Juni 2024. Nilai tersebut tumbuh sebesar 15,99 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Kontribusi lainnya dari BSI bagi masyarakat terlihat pula dari program spiritual dan sosial perseroan hingga Juni 2024. Di mana BSI telah menghimpun ziswaf sebesar Rp 545 miliar untuk penyaluran manfaat di sektor ekonomi, pendidikan, kemanusiaan, kesehatan dan dakwah advokasi yang penyaluran tersebut bekerjasama dengan pihak ketiga.
Total penerima manfaat bidang di bidang ekonomi sebanyak 8.000 orang, bidang pendidikan sekitar 20 ribu penerima manfaat. Sementara itu, penerima manfaat di bidang kemanusiaan sebanyak 1,3 juta orang. Untuk penerima manfaat di bidang kesehatan sebanyak 3.000 orang, bidang dakwah, dan advokasi 13.000 orang.
“Ke depan, kami akan terus memperluas portofolio pembiayaan hijau dan mendorong nasabah serta mitra bisnis untuk mengadopsi praktik berkelanjutan dalam setiap operasional. Hal ini sejalan dengan komitmen BSI untuk berkontribusi dalam agenda nasional untuk mencapai target net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat,”kata Bob.
Pada pekan lalu, BSI mendapatkan penghargaan sebagai Best Practices in Regulation Compliance dalam Anugerah ESG Republika Award 2024 yang bertemakan Sehati untuk Bumi. Penghargaan ini didapat sebagai bentuk apresiasi atas komitmen BSI dalam mengimplementasikan prinsip ESG.