Rabu 25 Sep 2024 00:40 WIB

Jokowi: Proyek SGAR Bisa Pangkas Beban Impor Aluminium dan Selamatkan Devisa Negara

Peresmian SGAR jadi tonggak penting dalam mengurangi ketergantungan impor aluminium.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gita Amanda
Presiden Joko Widodo meresmikan Smelter Grade Alumina Refinary (SGAR) milik PT Indonesia Asahan Aluminium dan PT Aneka Tambang Tbk di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024).
Foto: BPMI Setpres
Presiden Joko Widodo meresmikan Smelter Grade Alumina Refinary (SGAR) milik PT Indonesia Asahan Aluminium dan PT Aneka Tambang Tbk di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, MEMPAWAH -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan injeksi bauksit perdana di Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). Peresmian ini menjadi tonggak penting dalam mengurangi ketergantungan impor aluminium.

Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia serta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Presiden berharap dengan mulai beroperasinya SGAR, impor aluminium dapat dihentikan sepenuhnya.

Baca Juga

"Kita tahu, kebutuhan aluminium di dalam negeri mencapai 1,2 juta ton, dan 56 persen dari itu kita masih penuhi melalui impor. Padahal, kita punya bahan baku sendiri. Dengan adanya SGAR ini, kita bisa produksi sendiri dan tidak perlu impor lagi," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini, seperti dikutip Republika.co.id, Selasa (24/9/2024).

Jokowi juga menekankan berhentinya impor aluminium akan mengurangi hilangnya devisa negara, yang selama ini digunakan untuk membeli aluminium dari luar negeri. Jumlah devisa yang terselamatkan diperkirakan mencapai 3,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per tahun.