REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pelapor khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese mengkritik pernyataan Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu bahwa serangan udara Israel di Lebanon selatan semata-mata ditujukan kepada Hizbullah dan menyebut klaim tersebut salah karena menargetkan warga sipil. Kritik Albanese itu diunggahnya di media sosial X.
“Seperti halnya warga Palestina, warga Lebanon tahu bahwa Anda berbohong,” kata Albanese pada Selasa (24/9/2024).
Albanese menuduh kepemimpinan Israel tidak bermoral dan menggunakan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaan dan memajukan agenda kolonial pemukimnya. Ia berpendapat bahwa sebagian masyarakat Israel mungkin terlalu terluka, trauma, atau terindoktrinasi sehingga tidak bisa mencari alternatif selain berperang tanpa akhir.
Albanese juga mempertanyakan mengapa Netanyahu belum diadili atas kejahatan perang dan menyatakan bahwa baik warga Palestina maupun Lebanon mungkin bertanya-tanya mengapa petinggi Israel tersebut belum berada di Den Haag, Belanda yang menjadi Pengadilan Kriminal Internasional dan Mahkamah Internasional.
“Seperti halnya orang Palestina, orang Lebanon mungkin bertanya-tanya mengapa Anda belum berada di Den Haag,” ucapnya.
Israel telah melancarkan rentetan serangan udara ke Lebanon selatan dan timur. Otoritas kesehatan Lebanon mengatakan sedikitnya 492 orang tewas, termasuk 35 anak-anak, dan 1.645 orang terluka dalam serangan sejak Senin pagi yang juga memaksa ribuan warga sipil meninggalkan rumah mereka.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak awal perang Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 41.400 orang yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Seranga itu terjadi usai serangan lintas batas yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.