Selasa 24 Sep 2024 20:59 WIB

Israel Serang Beirut, Komandan Hizbullah Dilaporkan Terbunuh

Serangan udara tersebut menghantam sebuah bangunan di lingkungan Ghobeiry.

Seorang pria melihat sebuah rumah yang terkena roket yang ditembakkan dari Lebanon, di Moreshet, Israel utara, pada Ahad, 22 September 2024.
Foto: AP Photo//Ariel Schalit
Seorang pria melihat sebuah rumah yang terkena roket yang ditembakkan dari Lebanon, di Moreshet, Israel utara, pada Ahad, 22 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sebuah serangan udara Israel di Beirut menewaskan komandan Hizbullah Ibrahim Qubaisi. Demikian dilaporkan dua sumber keamanan di Lebanon, Selasa.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan bahwa serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada Selasa menewaskan enam orang dan melukai 15 lainnya.

Baca Juga

Militer Israel mengatakan telah melakukan serangan yang ditargetkan di Beirut, tetapi tidak memberikan rincian. Serangan udara tersebut menghantam sebuah bangunan di lingkungan Ghobeiry yang biasanya ramai.

Israel melakukan gelombang serangan udara baru terhadap target-target Hizbullah di Lebanon. Mereka mengatakan akan terus menekan kelompok yang didukung Iran menembakkan roket-roket ke Israel.

Sehari setelah pasukan Israel melancarkan serangan udara yang menurut pihak berwenang Lebanon telah menewaskan lebih dari 500 orang dan membuat puluhan ribu orang mengungsi untuk menyelamatkan diri, kepala militer Israel mengatakan bahwa serangan-serangan terhadap Hizbullah akan dipercepat.

“Situasi ini membutuhkan tindakan yang terus berlanjut dan intens di semua arena,” kata Kepala Staf Umum Militer Herzi Halevi setelah mengadakan penilaian keamanan.

Setelah hampir satu tahun berperang melawan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza di perbatasan selatan, Israel mengalihkan fokusnya ke perbatasan utara.Di sana, Hizbullah telah menembakkan roket-roket ke Israel untuk mendukung Hamas yang juga didukung oleh Iran.

Pihak berwenang Lebanon mengatakan bahwa 558 orang telah terbunuh, termasuk 50 anak-anak dan 94 wanita, dalam serangan udara Israel pada hari Senin. Mereka mengatakan bahwa 1.835 orang lainnya terluka, dan puluhan ribu orang lainnya mengungsi untuk menyelamatkan diri.

Seruan-seruan untuk melakukan diplomasi semakin meningkat seiring dengan memburuknya konflik. Kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk, mendesak semua negara dan pihak-pihak yang memiliki pengaruh untuk mencegah eskalasi lebih lanjut di Lebanon.

“Saya percaya bahwa kita masih bisa menemukan jalan ke depan untuk mencapai de-eskalasi antara Israel dan melintasi perbatasan utara antara Israel dan Lebanon dan membawa solusi diplomatik yang memungkinkan orang untuk kembali ke rumah mereka,” kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, kepada MSNBC.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement