Selasa 24 Sep 2024 21:43 WIB

Belajar Bertani Sejak Dini, Puluhan Anak TK Diajak Bercocok Tanam di Kebun Pasar Minggu

Anak-anak diharapkan tahu cara menanam dan memanen sayur langsung dari perkebunannya.

Anak-anak dari TK Islam Nuryakin Pasar Minggu, diajak untuk belajar bertani di Jatipadang Farm.
Foto: Republika/Karta Raharja Ucu
Anak-anak dari TK Islam Nuryakin Pasar Minggu, diajak untuk belajar bertani di Jatipadang Farm.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hahahaha... Suara renyah dari puluhan murid taman kanak-kanak terdengar dari sebuah kebun sayur di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Bersama para guru, murid-murid dari Taman Kanak-Kanak (TK) Islam Nuryakin tersebut menyambangi Jatipadang Farm di Jalan Jati Padang Baru, Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, untuk belajar tentang perkebunan.

"Siapa yang ingin belajar menanam sayuran?," suara Abang Al Rajak, pengelola Jatipadang Farm disambut teriakan antusias murid-murid TK yang datang mengenakan seragam olahraga, akhir pekan lalu.

Di lahan seluas sekitar 3.600 persegi tersebut, anak-anak yang datang sejak pukul 7 pagi diajak mengenal beberapa pohon buah dan sayuran yang sering mereka konsumsi. Seperti melon, terong, mentimun, hingga kangkung.

Tak hanya diperkenalkan saja, anak-anak juga diajak untuk menanam benih kangkung. Di lahan yang sudah siap tanam, anak-anak antusias menyebarkan benih kangkung lalu menyiramnya.

"Satu, dua, tiga, cabut kangkungnya," kata Abang Al kepada anak-anak yang juga diajak untuk mencabut tanaman kangkung yang siap dipanen.

Khanza, murid TK Islam Nuryakin yang turut serta dalam kegiatan itu mengaku senang karena bisa ikut menanam kangkung dan memanennya. "Nanti di rumah dimasak Bunda," kata dia sembari memamerkan senyum berlesung pipinya saat mendapatkan sekantong kangkung untuk dibawa pulang.

Abang Al mengajak para murid TK berkeliling perkebunan. Tak hanya pertanian saja, Jatipadang Farm juga mengembangkan lahan perikanan. "Ini baru saja panen. Biasanya kami menernak ikan lele dengan masa panen 3 bulan sekali," kata Abang Al saat berbincang dengan Republika.

Pria yang merupakan Petani Milenial tersebut menjelaskan, Jatipadang Farm memanfaatkan sebuah lahan kosong milik warga sehingga menjadi lebih produktif. Jatipadang Farm pun berkerja sama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kecamatan Pasar Minggu.

Hasil produksi tani dan perikanan tidak dijual lewat tengkulak. Alasannya lantaran harga jualnya menjadi sangat murah dari harga pasar. "Jadi kami menjualnya lewat komunitas," ucap Al.

Selain lewat komunitas, Abang Al juga menjual hasil pertanian kepada masyarakat sekitar yang datang atau kelompok seperti anak-anak TK Islam Nuryakin yang datang berkunjung. "Selain itu kami juga memberikan hasil panen kepada pemilik lahan, meski beliau tidak meminta. Yang penting tanahnya dijaga," kata Al.

Di sela-sela mendampingi murid-muridnya, Kepala Sekolah TK Islam Nuryakin, Umi, menuturkan, kegiatan ini sebagai bagian dari pembelajaran di sekolah. Harapannya, anak-anak bisa mengenal cara menanam dan memanen sayur langsung dari perkebunannya.

"Apalagi ini lokasinya dekat dengan sekolah, jadi selain aksesnya mudah dijangkau, juga lebih terjangkau dari segi biaya kunjungan," ujar Umi.

Selama ini, Umi berkata, murid-muridnya sudah belajar tema sayur mayur. Mulai dari membawa hingga memakan sayuran. "Sekarang anak-anak diajak ke sini agar lebih tahu soal sayuran," ujar Umi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement