Rabu 25 Sep 2024 06:53 WIB

Awal Mula Syiar Islam di India

Kesultanan Delhi menjadi kerajaan Islam pertama yang berbasis di Anak Benua India.

Umat Muslim melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Jama, di New Delhi, India, Senin (17/6/2024).
Foto: AP Photo/Manish Swarup
Umat Muslim melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Jama, di New Delhi, India, Senin (17/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awal keberadaan Islam di India sedianya hampir seumur dengan permulaan masa dakwah Nabi Muhammad SAW di Jazirah Arab. Masjid Cheraman Juma, yakni masjid tertua di India, dibangun pada 629 Masehi. Artinya, pembangunan tempat ibadah yang berada di Kodungalloor, Kerala, itu bertepatan kira-kira dengan tiga tahun sebelum wafatnya Rasulullah SAW.

Hingga pertengahan abad kedelapan Masehi, wilayah daulah Islam yang berpusat di Arab meluas dari Afrika utara di barat hingga lembah sungai Indus di timur. Kontak antara penguasa Muslim dan raja-raja Hindu di India utara berjalan seiring interaksi kaum pedagang Arab yang telah berabad-abad silam terjalin dengan masyarakat pantai Anak Benua India. Menjelang akhir abad kedelapan, syiar Islam dapat dikatakan telah menyebar secara berangsur-angsur di seluruh negeri Asia selatan tersebut.

Baca Juga

Menurut Irfan A Omar dalam buku Encyclopedia of India (2006), kalangan sufi dan terpelajar memegang peran paling penting dalam memperkenalkan Islam di India. Melalui mereka, Islam disebarluaskan secara relatif damai. Mereka terlibat dalam aktivitas keilmuan dan spiritual yang sejak berabad-abad silam sudah bergeliat di kawasan Asia selatan.

Sejak 2.300 tahun sebelum Masehi (SM), lembah sungai Indus—yang darinya nama ‘India’ berasal—telah memunculkan salah satu peradaban paling tua di dunia, sezaman dengan Mesir Kuno dan Mesopotamia (Irak). Peradaban India unggul terutama dalam bidang keilmuan, seperti matematika, medis, sastra, dan filsafat.

Sejak abad kesembilan Masehi, banyak sufi dari pelbagai negeri hijrah ke India. Kekayaan budaya setempat tampaknya menarik minat mereka untuk mempelajarinya secara langsung. Beberapa dari para salik ini kemudian menikah dengan perempuan lokal sehingga berbaur dengan penduduk setempat.

Kaum sufi menjalankan tarekat yang antara lain berupa hidup secara zuhud. Praktik serupa itu sesungguhnya telah dikenal masyarakat religius India pemeluk agama-agama lain jauh sebelum kedatangan Islam.

Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus merupakan penguasa Muslim pertama yang merintis penaklukkan atas Anak Benua India. Pada 711, Muhammad bin Qasim berhasil menguasai Sindh (kini Pakistan). Pemuda yang masih berusia 17 tahun itu merupakan keponakan gubernur Irak, al-Hajjaj bin Yusuf, yang terkenal berwatak keras.

Pada masa kekuasaan Ibnu Qasim yang terbilang singkat, hanya empat tahun, umat agama-agama lokal (Hindu dan Buddha) dilindungi haknya untuk tinggal dan beribadah. Situasi berubah setelah al-Hajjaj wafat. Ibnu Qasim terseret pergolakan politik yang dicetuskan khalifah baru Dinasti Umayyah, Sulaiman bin Abdul Malik. Pada 715, pemimpin muda ini dieksekusi mati.

Kesultanan Delhi menjadi kerajaan Islam pertama yang berbasis di Anak Benua India. Selama 320 tahun, ada lima dinasti yang berkuasa di dalamnya, yakni Mamluk (1206-1290), Khalji (1290-1320), Tughluq (1320-1414), Sayyid (1414-1415), dan Lodi (1451-1526).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement