Rabu 25 Sep 2024 15:00 WIB

Kunci Keberhasilan RI Menuju Indonesia Emas 2045

Kemajemukan hasilkan energi positif dan jadi pondasi Indonesia Emas 2045

Menko Polhukam Hadi Tjahjanto.
Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa merawat persatuan dalam kemajemukan bangsa menjadi kunci keberhasilan mencapai visi Indonesia Emas 2045.

"Salah satu hal yang sangat penting untuk menjadi kunci keberhasilan, meningkatkan capaian pembangunan menuju Indonesia Emas adalah merawat persatuan dalam kemajemukan bangsa," kata Menko Hadi saat memberikan kuliah umum dengan tema "Merawat Persatuan Dalam Kemajemukan Menuju Indonesia Emas 2045" di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa.

Baca Juga

Hadi menuturkan kemajemukan akan menghasilkan energi positif manakala setiap komponen bangsa berinteraksi antara satu dengan lainnya secara sehat.

Dengan demikian, lanjut Hadi, yang diperlukan saat ini adalah merawat persatuan dalam kemajemukan suku, budaya, agama, dan kelompok politik yang disatukan oleh kesamaan visi menuju Indonesia Emas.

"Semangat ini diperlukan seperti pada saat bangsa Indonesia merebut kemerdekaan yang disatukan oleh visi mencapai Indonesia merdeka," ujarnya.

Visi Indonesia Emas 2045, kata Hadi, didasari oleh kondisi sumber daya manusia pada tahun 2045 yang sangat produktif.

Indonesia diprediksi mengalami bonus demografi pada tahun 2045 dengan jumlah penduduk mencapai 309 juta jiwa, yang di antaranya 52 persen berusia produktif, 75 persen hidup di perkotaan, dan 80 persen masyarakat berpenghasilan menengah.

Sementara itu, angka partisipasi kasar (gross enrollment ratio) sumber daya manusia yang menempuh pendidikan tinggi di Indonesia akan mencapai 60 persen.

"Ini menggambarkan bahwa fasilitas, kapasitas, aksesibilitas, serta partisipasi masyarakat Indonesia terhadap pendidikan semakin baik, khususnya pada jenjang pendidikan tinggi," ujar Hadi.

Sementara itu, lanjut Menko Polhukam, angka angkatan kerja lulusan pendidikan SMA sederajat dan perguruan tinggi akan mencapai 90 persen, serta tingkat pengangguran alamiah terjaga pada angka 3 hingga 4 persen.

Sejalan dengan itu, mantan Panglima TNI ini menambahkan bangsa Indonesia telah berhasil menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara yang stabil, serta senantiasa menuju perbaikan.

Menurut Hadi, indeks demokrasi Indonesia akan stabil berada pada skor 80-an, indeks perilaku antikorupsi dapat dipertahankan pada angka 3,9 dan proses reformasi birokrasi di level kementerian telah dapat dijalankan 100 persen.

"Namun demikian, kita tentu harus tetap waspada. Indonesia Emas bukan sesuatu yang akan datang begitu saja. Kita perlu menyadari bahwa tantangan global pada tahun 2045 tentu sangat berbeda dengan tantangan saat ini," katanya.

Sementara itu, Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia mengatakan kemajemukan bangsa bisa menjadi sumber perpecahan atau konflik sosial jika tidak dikelola dengan baik.

Oleh karena itu, kata Ova, kampus memberikan ruang diskusi terbuka untuk menyampaikan pandangannya melalui koridor akademik.

"Kampus juga mendorong kebebasan berekspresi yang bisa dilakukan di luar kampus yang berdampak luas, namun harus tetap berada dalam koridor etik serta mempertimbangkan hak asasi manusia," tutur Ova Emilia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement