Rabu 25 Sep 2024 09:37 WIB

RI Kutuk Keras Rangkaian Serangan Israel ke Lebanon

Serangan Israel ke Lebanon tidak boleh menjadi a new normal.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: A.Syalaby Ichsan
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Lestari Priansari Marsudi di ruang Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Lestari Priansari Marsudi di ruang Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengutuk serangan udara Israel selama dua hari terakhir ke Lebanon. Serangan tersebut dilaporkan menewaskan lebih dari 500 orang, termasuk 50 anak-anak. 

"Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon yang akibatkan korban ratusan nyawa warga sipil, termasuk 50 orang anak-anak. ⁠Serangan ini semakin mengeskalasi situasi Timur Tengah yang masih menghadapi krisis kemanusiaan dari agresi Israel di Gaza," kata Retno yang saat ini tengah berpartisipasi di Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Selasa (24/9/2024). 

Baca Juga

Menlu menekankan, serangan Israel ke Lebanon tidak boleh menjadi "a new normal". Retno mengatakan, Dewan Keamanan PBB dan masyarakat internasional harus mengambil langkah tegas untuk mendorong deeskalasi serta menghentikan kekerasan yang terus berlanjut.

"Indonesia juga mendesak penghormatan terhadap keselamatan para peacekeeper UNIFIL (Pasukan Penjaga Perdamaian PBB) di Lebanon. Saat ini Indonesia memiliki 1.232 personil di UNIFIL," ujar Retno. 

Menlu mengungkapkan, Pemerintah RI melalui KBRI Beirut juga terus memantau kondisi WNI di Lebanon. Langkah kontingensi dalam mengantisipasi kondisi gawat darurat sudah disiapkan. 

Menlu mengingatkan, penindasan terhadap rakyat Palestina adalah akar konflik yang kini memanas di Timur Tengah. "Perdamaian di Timur Tengah tidak akan pernah dicapai tanpa keadilan untuk Palestina," katanya. 

Pada Senin dan Selasa pekan ini, Israel membombardir wilayah selatan Lebanon. Mereka mengklaim membidik target-target kelompok Hizbullah. Sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, Hizbullah diketahui turut meluncurkan serangan secara sporadis ke Israel. Hal itu sebagai bentuk dukungan Hizbullah terhadap perjuangan Palestina.

Israel mengatakan telah menyerang setidaknya 1.500 lokasi di Lebanon. Gempuran serangan Israel telah menyebabkan setidaknya 558 orang tewas dan lebih dari 1.800 lainnya luka-luka. Menurut pejabat kesehatan Israel, setidaknya 50 anak-anak juga terbunuh akibat serangan Israel.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement