REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Fenomena menyusutnya kelas menengah di Indonesia masih menjadi salah satu topik hangat yang dibahas. Menariknya, di tengah fenomena tersebut minat terhadap perjalanan wisata tetap tumbuh. Guru besar bidang manajemen di Universitas Indonesia (UI), Rhenald Kasali menilai hal ini lantaran telah terjadi perubahan pengertian konsumsi di masyarakat.
"Kalau dulu konsumsi kita pergi ke alam karena ingin menikmati, kalau sekarang masyrakat kita juga ada sebagian kelompok yang sekarang di drive konsumsinya karena tidak ingin ketinggalan bahasa kerennya disebutnya FOMO (fear of missing out)," ujar Rhenald dalam keterangannya yang dikutip Rabu (25/9/2024).
Bahkan, lanjut Rhenald, untuk melakukan perjalanan wisata cukup menggerus kantong kelas menengah. Karena, setiap orang bisa mengeluarkan dana mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu dalam satu kali perjalanan wisata.
"Sebagian besar mereka (kelas menengah) menggunakan sepeda motor dan mereka juga membuat konten. Jadi memang konsumsi didasari oleh rasa tidak ingin ketinggalan," tuturnya.