Rabu 25 Sep 2024 21:00 WIB

BPOM Targetkan 20 Perusahaan Farmasi Masuk Kategori Maturitas Tinggi

BPOM berupaya tingkatkan kualitas produk farmasi.

Kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat.
Foto: Dok BPOM
Kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menargetkan pada 2025 ada sekitar 20 perusahaan farmasi yang tergolong dalam kategori maturitas tinggi atau generatif.

Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM Rita Endang di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa saat ini hanya ada satu perusahaan farmasi yang menempati level maturitas tertinggi.

Baca Juga

Dia menyebutkan, dua hal yang membuat maturitas perusahaan farmasi tinggi adalah sistem manajemen dan manajemen risiko yang berkualitas.

"Badan POM punya target sesuai dengan rencana menengah jangka panjang kita, 2025-2029, ada indikatornya. Jadi untuk level generatif tahun 2025, tahun depan, kita punya target adalah 52 persen dari proaktifnya. Jadi itu bisa nanti generatif kita akan naik jadi 20 industri farmasi," kata Rita.

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan bahwa saat ini ada sekitar 46 perusahaan farmasi nasional yang berada pada level maturitas keempat atau proaktif. Pada umumnya, kata Taruna, industri farmasi nasional berada pada level maturitas menengah atau kalkulatif.

"Lebih dari sekitar 60 persen masih bersifat kalkulatif," katanya.

Di Indonesia, kata dia, terdapat sekitar 240 perusahaan farmasi, namun yang aktif selama ini hanya sekitar 160 perusahaan.

Taruna menilai maturitas adalah suatu hal yang penting, karena hal itu menunjukkan kualitas berbagai aspek dalam industri tersebut, seperti produksi, distribusi, hingga penjualan.

Apabila maturitas meningkat, katanya, maka berdampak besar dalam berbagai hal, contohnya penurunan harga obat karena produksi yang lebih banyak.

Oleh karena itu, pihaknya mendukung peningkatan maturitas tersebut dengan sejumlah upaya, seperti memotivasi dan mendampingi industri farmasi, memberikan insentif berupa percepatan perizinan, serta membangun reputasi di kancah global agar produk-produk nasional dapat dipasarkan di berbagai negara.

"Badan POM ingin ikut serta, bukan hanya ingin mengawasi di belakang meja. Kita turun ke lapangan. Kita ingin memotivasi dan mendampingi perusahaan farmasi yang 240 ini, kalau bisa bertambah, untuk memaksimalkan maturitasnya," kata Taruna.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement