REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Penerbit Indonesia mengajak semua orang bergembira dengan membaca melalui Indonesia International Book Fair 2024, yang digelar di Hall Cendrawasih, Jakarta Convention Center, dari 25 sampai 29 September.
Menurut siaran pers penyelenggara pameran Indonesia International Book Fair (IIBF) 2024 mencakup pameran buku, peluncuran buku, temu penulis, sesi tanda tangan penulis favorit, serta acara diskusi, bincang-bincang, dan seminar.
Penyelenggara acara juga menyiapkan program untuk anak-anak seperti wisata literasi, mendongeng, dan lomba mewarnai.
Kegiatan wisata literasi akan diikuti oleh lebih dari 60 sekolah dengan lebih dari 3.000 siswa dan santri serta 400 guru.
Selain itu, penyelenggara IIBF 2024 menyiapkan acara Indonesia Rights Fair, Story Market: Book to Screen, Pasar Kreatif, Editor Clinic, Illustrator Clinic, dan Networking bagi para profesional di bidang penerbitan dan penulisan.
Pada hari pertama pameran, Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) mengadakan acara penghargaan untuk insan penerbitan yang telah berkontribusi baik dalam usaha perbukuan di Indonesia.
Ikapi Awards 2024 mencakup penghargaan Writer of the Year, Book of the Year, Literacy Promoter, dan Children’s Book of the Year.
IIBF pertama kali dilaksanakan tahun 1980 dan merupakan pameran buku tertua di Indonesia maupun di Asia Tenggara.
Pameran buku ini setiap tahun diadakan dengan misi untuk memudahkan semua orang mengakses buku.
Ketua Panitia IIBF 2024 Wedha Startesti Yudha mengatakan bahwa pameran buku penting bagi industri penerbitan, karena menawarkan peluang untuk promosi serta membangun jaringan dan keterlibatan pembaca.
"IIBF mendukung penerbit dan penulis untuk mendapatkan perhatian, menjadi penghubung penting antarindustri kreatif, dan menumbuhkan kecintaan terhadap buku dan bacaan," katanya di Jakarta, pada Rabu (2/9/2024).
Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Arys Hilman Nugraha menekankan pentingnya peningkatan akses masyarakat terhadap bacaan dalam upaya untuk meningkatkan literasi.
"Indonesia memiliki masyarakat dengan tingkat melek huruf yang tinggi, melampaui 96 persen, dan tidak diragukan bahwa mereka memiliki minat baca. Namun, kinerja baca dan indeks literasi hanya akan tumbuh jika masyarakat tersebut juga memiliki akses terhadap bahan bacaan," katanya.