Rabu 25 Sep 2024 19:10 WIB

Mahasiswa ITB Keluhkan Syarat Ajukan Keringanan UKT Harus Bekerja Paruh Waktu

Mahasiswa mengecam kebijakan sepihak dan meminta ITB untuk mencabut kebijakan itu.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Mahasiswa ITB berdemo soal UKT (Ilustrasi)
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Mahasiswa ITB berdemo soal UKT (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Mahasiswa ITB mengeluhkan salah satu syarat pengajuan keringanan uang kuliah tunggal (UKT) yaitu wajib bekerja paruh waktu. Mereka yang mengajukan keringanan UKT diberi pilihan untuk menjadi asisten praktikum atau mata kuliah, atau dengan penugasan lainnya seperti membantu kegiatan administratif atau membantu bimbingan akademik.

Keluhan tersebut disampaikan oleh salah satu akun di media sosial X yang diduga merupakan salah seorang mahasiswa ITB dan menjadi viral. Sontak, warganet mengkritik kebijakan tersebut yang dinilai mempekerjakan mahasiswa dan tidak berpihak.

Baca Juga

Saat dikonfirmasi, Ketua KM ITB Fidela Huwaida mengatakan syarat keringanan UKT bagi mahasiswa dengan bekerja paruh waktu merupakan kebijakan baru yang dibuat oleh ITB. Kebijakan tersebut dikirimkan kepada 5.500 mahasiswa yang mengajukan keringanan UKT.

"Kebijakan baru itu untuk setelah dikonfirmasi ke direktorat pendidikan ITB  mereka mengirimkan lewat email ke 5.500 yang menerima keringanan UKT. Kebijakan baru kemarin sore mendadak tanpa sosialisasi," ujar Fidela, Rabu (25/9/2024).