REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyelenggarakan rapat koordinasi nasional (rakernas) 2024 di Balikpapan dan dibuka secara resmi di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur pada 25-27 September 2024. Rakornas ini bertujuan untuk memperkuat tata kelola zakat nasional.
"Tujuan Rakornas ini adalah untuk meningkatkan tata kelola kinerja pengelolaan ZIS-DSKL secara nasional dalam rangka mencapai visi dan misi BAZNAS tahun 2025, sehingga ZIS-DSKL dapat menyejahterakan mustahik secara nasional melalui BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota," ujar Ketua BAZNAS RI, Prof KH Noor Achmad di acara pembukaan Rakornas Baznas di IKN, Rabu (25/9/2024).
Terkait acara pembukaan di IKN, Prof Noor Achmad mengatakan ini merupakan yang pertama dalam sejarah. Dia menyatakan bahwa pembukaan Rakornas BAZNAS 2024 di IKN adalah tonggak sejarah yang patut disyukuri dan dibanggakan.
"Ini bukan hanya momen penting bagi BAZNAS, tetapi juga tonggak sejarah yang mengukuhkan komitmen BAZNAS untuk mendukung agenda pembangunan nasional, sejalan dengan semangat kebangkitan Indonesia melalui keberadaan Ibu Kota Negara yang baru," kata Kiai Noor.
Kiai Noor mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi atas dukungan dan kerja sama yang luar biasa, khususnya dalam membangun kolaborasi antara Pemerintah dan BAZNAS.
"Kami sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden Jokowi atas dukungan dan kerja sama yang luar biasa, khususnya dalam membangun kolaborasi yang baik antara Pemerintah dan BAZNAS," katanya.
Menurut Kiai Noor, penyelenggaraan Rakornas BAZNAS 2024 di IKN sangat membanggakan, sebab pembangunan IKN yang sedang berlangsung merupakan yang paling unik di dunia.
"Ini membuktikan bahwa BAZNAS adalah sahabat Bapak Presiden Joko Widodo. Kami berterima kasih kepada Bapak Jokowi karena telah membawa kemajuan yang signifikan bagi Indonesia di mata dunia," jelasnya.
Selain Presiden Joko Widodo, pembukaan Rakornas BAZNAS dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara. Di antaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Wakil Menteri Agama KH. Saiful Rahmat Dasuki, Wakil Menteri Pertanahan Raja Juli Antoni, serta perwakilan dari dua ormas besar Islam di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Rakornas BAZNAS akan diselenggarakan selama tiga hari pada 25-27 September 2024, dihadiri 1.200 peserta yang berasal dari unsur pimpinan BAZNAS se-Indonesia, termasuk dari Pusat, 38 Provinsi, dan 514 Kabupaten/Kota, dengan mengangkat tema "Sinergi Pengelolaan Zakat Inklusif untuk Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan dalam rangka Sukses Astacita."
Sementara, Presiden Jokowi di awal sambutannya mengatakan melihat wajah cerah 1.200 peserta BAZNAS yang menjadi peserta.
"Rakornas BAZNAS kali ini diadakan di Balikpapan, namun pembukaannya dilakukan di IKN. Banyak yang ingin melihat IKN, dan saya senang bisa menyambut kalian di Istana Negara Nusantara," ujar Presiden Jokowi di hadapan para pimpinan BAZNAS dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota.
Secara singkat, Jokowi menceritakan soal proses pembangunan IKN. Dimulai saat sejak awal menjadi presiden, dia menugaskan Bappenas saat itu untuk mengkaji pemindahan ibu kota ke luar Jakarta.
Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya pujian yang disampaikan banyak pemimpin negara yang datang ke Istana Negara di Jakarta. Mereka menilai gedung Istana Negara maupun Istana Bogor sangat bagus.
Namun, Jokowi merasa bahwa bangunan istana selaku simbol negara adalah buatan kolonial Belanda. Karena itulah, Jokowi ingin Indonesia memiliki istana yang dibangun oleh anak negeri.
Apalagi, sebelumnya dulu sudah ada wacana pemindahan ibu kota sejak era Orde Lama dan Orde Baru. "Saya ini yang mengeksekusi (pemindahan ibu kota)," ujar Jokowi.
Namun, Jokowi menegaskan pemindahan ibu kota itu telah melalui prosedur hukum yang kuat. Yakni, pemerintah mengajukan pemindahan ibu kota dan disetujui oleh DPR yang merepresentasikan rakyat Indonesia.
Namun, Jokowi mengingatkan bahwa pindahnya ibu kota bukan hanya fisik semata. Tetapi, pindahnya semangat dan pola sistem kerja yang baru.
Terkait Rakornas Zakat, Jokowi meminta BAZNAS membuat terobosan untuk menjaring potensi zakat di dalam negeri. Sebab, potensi zakat di dalam negeri mencapai Rp 300 triliun dari jumlah penduduk muslim Indonesia yang sebesar Rp 236 juta.
"Potensi zakat kita masih sangat besar untuk bisa kita gali dan kita kelola dengan baik. Oleh sebab itu saya berharap Baznas ke depan dapat melakukan terobosan-terobosan," ujar Jokowi.
Terobosan itu dilakukan bisa berbagai macam. Bisa melalui edukasi, gerakan-gerakan, maupun membangun sebuah tata kelola yang baik dan profesional untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. Kemudian, dibarengi transparansi dengan digitalisasi yang telah dilakukan Baznas. Transparansi ini membuat Baznas bisa menjangkau lebih banyak penerima (mustahik) dan pemberi zakat (Muzakki).