REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang yang bertakwa akan merasakan kebahagian ketika digiring masuk ke dalam surga. Mereka disambut oleh para malaikat di pintu-pintu surga. Mereka masuk dengan saling mengucapkan salam. Di dalamnya para penghuni surga mendapatkan segala yang diinginkannya. Bagi mereka diberikan kenikmatan yang abadi.
Dalam banyak hadits nabi Muhammad SAW digambarkan kenikmatan-kenikmatan yang akan dirasakan oleh para penghuni surga seperti bangunan-bangunan tempat tinggal para penghuni surga yang begitu indah dan megah terbuat dari emas dan perak, tanahnya mutiara dan permata.
Para penghuni surga disediakan makanan minuman buah-buahan dan segala yang diinginkannya termasuk para bidadari. Namun, yang paling nikmat bagi para penghuni surga adalah ketika melihat Zat Allah SWT.
Ada sebuah doa dalam Alquran surah at-Tahrim ayat ke-11 yang isinya memohon kepada Allah SWT agar memasukan kita ke dalam surga-Nya. Teks munajat ini juga dipanjatkan untuk meminta kepada-Nya agar dibangunkan sebuah rumah di jannah-Nya.
Berikut ini doanya.
رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ
Robbibni liy 'indaka baytan fil jannati
"Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga."
Doa ini pernah dibaca istri Firaun, Asiyah binti Muzahim. Berbeda dengan suaminya, perempuan ini beriman kepada Allah SWT dan mengakui kerasulan Nabi Musa AS. Sekalipun berada di bawah pengawasan sosok yang mengaku jadi tuhan itu, Asiyah tetap merupakan Muslimah yang taat.
Figur salehah
Istri Firaun Asiyah binti Muzahim nyatanya merupakan pribadi yang salehah. Kesalehan Asiyah binti Muzahim salah satunya dapat dilihat dari indikator latar belakangnya.
Lantas siapakah wanita mulia ini? Zamaksyari dalam kitabnya berjudul Al-Kasyaf menyebut Asiah binti Muzahim merupakan istri Mush’ab al-Rayyan atau biasa dikenal dengan sebutan Firaun.
Terlepas dari hal itu, perlu diakui Asiyah binti Muzahim merupakan seorang wanita pilihan yang suci. Disebutkan juga nyatanya Asiyah merupakan putri keturunan para nabi sekaligus seseorang yang memegang teguh tali tauhid.
Asiyah merupakan pribadi yang gemar berderma, mencintai orang-orang miskin, dan berpihak kepada orang-orang yang lemah. Dirinya bahkan kerap menghabiskan waktu untuk mengingat Allah SWT dan menyucikan-Nya.
Asiyah secara diam menyembunyikan keimanannya terhadap ajaran tauhid dari Firaun. Sebab, Firaun merupakan penguasa tiran yang kufur kepada Allah SWT lagi kejam.
Maka tak heran ketika ia menemukan keranjang Nabi Musa bayi, hatinya terenyuh dan mengambilnya sebagai anak asuh sekaligus kelak sangat mempercayai ajaran yang dibawa anak asuhnya tersebut.