Kamis 26 Sep 2024 10:33 WIB

Prabowo akan Bentuk 44 Kementerian, Jokowi: Kok Ditanyakan ke Saya

Ditanyakan ke presiden terpilih, itu hak prerogatif kewenangan di presiden terpilih.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan kepada wartawan di IKN, Kalimantan Timur, Rabu (14/8/2024).
Foto: Antara/Mentari Dwi Gayati
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan kepada wartawan di IKN, Kalimantan Timur, Rabu (14/8/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, PASER -- Presiden RI Joko Widodo (jokowi) merespons soal jumlah nomenklatur kementerian bentukan Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang dikabarkan mencapai 44 kementerian. Dia menilai, kebijakan membentuk kementerian baru sebagai hak prerogatif presiden.

"Ditanyakan ke presiden terpilih itu hak prerogatif, kok ditanyakan ke saya. Ditanyakan ke presiden terpilih, itu hak prerogatif kewenangan di presiden terpilih. Karena sudah diberi mandat, diberi amanah oleh rakyat," kata Jokowi setelah meninjau Gudang Bulog Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Kamis (26/9/2024).

Baca Juga

Jokowi menegaskan, jumlah nomenklatur kementerian itu merupakan kewenangan penuh Prabowo sebagai presiden terpilih 2024, yang sudah diberi mandat dan amanah oleh rakyat. Pada pemerintahan Prabowo mendatang, beberapa kementerian dipecah untuk menjadi instansi sendiri.

Adapun Prabowo masih melakukan simulasi terhadap jumlah nomenklatur kementerian pada kabinetnya. "Jadi begini yang namanya penambahan, yang namanya pemisahan, dan lain-lain belum bisa kita publikasi karena saat ini masih kami simulasikan," kata Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, beberapa waktu lalu.

Hal itu disampaikannya merespons isu bahwa jumlah kementerian pada pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang akan ditambah dari 34 kementerian menjadi 44 kementerian. "Jumlah (kementerian) itu ada yang bilang 44, ada yang bilang 42, ada yang bilang 40, kita juga masih melakukan simulasi," ucap Dasco yang juga Wakil Ketua DPR RI itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement