Kamis 26 Sep 2024 12:13 WIB

Kekuatan Hizbullah Melemah Hadapi Serangan Israel? Ini Kata Para Pakar Militer

Hizbullah belum mencurahkan seluruh kemampuan militernya

Orang-orang dengan menggunakan kendaraan terjebak kemacetan ketika hendak melarikan diri dari dari serangan usara Israel di jalan raya penghubung kota Beirut, di selatan kota pelabuhan Sidon, Lebanon, Selasa (24/9/2024).
Foto: AP Photo/Mohammed Zaatari
Orang-orang dengan menggunakan kendaraan terjebak kemacetan ketika hendak melarikan diri dari dari serangan usara Israel di jalan raya penghubung kota Beirut, di selatan kota pelabuhan Sidon, Lebanon, Selasa (24/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Asap serangan udara yang gencar dilakukan oleh pesawat-pesawat tempur di berbagai wilayah di Lebanon selatan, Lembah Bekaa dan bahkan Beirut, sebagai indikasi lapangan atas keputusan Israel untuk beralih dari eskalasi militer dengan Hizbullah ke perang terbuka tanpa komprehensif, belum hilang.

Para pejabat politik dan militer Israel sampai bergegas membanggakan diri bahwa Tel Aviv mengembalikan Hizbullah seperti 20 tahun yang lalu.

Baca Juga

Kepala Staf Angkatan Darat pendudukan Israel, Herzi Halevi, contohnya, yang menegaskan mereka membongkar kemampuan Hizbullah yang telah dibangun selama 20 tahun.

Demikian pula pernyataan dari Menteri Pertahanan Yoav Galant. Dia mengatakan penghancuran puluhan ribu roket akan berdampak pada kemampuan Hizbullah.

Akan tetapi, di sisi lain, dua pakar Lebanon sepakat dalam pernyataannya kepada Aljazeera.net bahwa “klaim” Israel adalah “palsu” dan termasuk dalam kerangka perang psikologis yang dilancarkan Israel bersamaan dengan agresi militernya.

Mereka mengutip beberapa contoh, terutama fakta bahwa sebagian besar target yang dibom adalah desa-desa dan kota-kota yang berpenduduk, sebagaimana dibuktikan oleh fakta bahwa sebagian besar martir adalah warga sipil.

Pada saat yang sama, kedua ahli ini mengakui bahwa serangan intensif Israel di wilayah geografis yang luas di selatan, Lembah Bekaa, pinggiran selatan Beirut dan pembunuhan banyak pemimpin telah melemahkan kapasitas Hizbullah dalam persentase yang kecil, tetapi kelompok ini masih mempertahankan kejutannya.

Hizbullah juga belum menggunakan senjata presisi dan jarak jauhnya, karena tidak menginginkan perang skala penuh.

Sementara itu, penulis dan analis politik Tawfiq Shuman percaya bahwa pernyataan resmi Israel seperti itu benar-benar bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh para komentator senior Israel.

BACA JUGA: Saat Hizbullah Dihajar Habis-habisan, ke Mana Iran dan Balas Dendamnya yang Dinantikan?

Baik di surat kabar maupun di media visual, ketika mereka menyerukan Benjamin Netanyahu untuk menurunkan harapan dan ambisinya agar tidak jatuh ke dalam lubang yang sama seperti yang dia alami di Jalur Gaza.

Shuman percaya bahwa apa yang dikatakan IDF atau mereka yang dekat dengan Netanyahu tentang menghilangkan sebagian besar kemampuan Hizbullah sebesar 50 persen, kurang atau lebih atau bahkan mengembalikan kemampuan militer perlawanan Lebanon seperti sebelum 2006.

“Ini ditujukan secara eksklusif kepada publik Likud, dan mungkin juga kepada segmen tertentu dari publik Haredi yang mendukung menteri-menteri keuangan dan keamanan Israel," kata dia. 

Dia mengutip...

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement