REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur (cagub-cawagub) Ridwan Kamil (RK)-Suswono (RIDO) menawarkan program Kredit Mesra atau Masyarakat Ekonomi Sejahtera bagi warga Jakarta jika berhasil memenangkan Pilkada Jakarta 2024. Juru Bicara RIDO Fahlino Sjuib mengatakan, Kredit Mesra merupakan program pinjaman tanpa agunan dan bunga dengan plafon maksimal Rp 5 juta dengan tenor sampai 12 bulan.
Program tersebut, kata Fahlino, bagian dari upaya RK-Suswono untuk memberikan akses pinjaman modal bagi warga Jakarta dengan tingkat ekonomi lemah yang ingin berusaha di level ultramikro. Program tersebut merupakan upaya Emil-Suswono untuk mengurangi pengangguran dengan memberikan bantuan modal kepada warga.
Sekaligus, kata Fahlino, untuk menghindarkan warga miskin di Jakarta dari jeratan pinjaman online (pinjol) dan rentenir. “Pasangan RIDO menawarkan Program Kredit Mesra atau Masyarakat Ekonomi Sejahtera kepada warga Jakarta,” kata Fahlino melalui pers rilis yang diterima wartawan di Jakarta, Kamis (26/9/2024).
“Warga Jakarta, khususnya pelaku usaha ultramikro perorangan yang belum bankable (tak punya akses ke perbankan), bisa mendapatkan fasilitas pinjaman tanpa agunan dan tanpa bunga dengan plafon maksimal Rp 5 juta dengan jangka waktu pinjaman antara 6 sampai 12 bulan,” sambung Fahlino.
Fahlino menerangkan, Kredit Mesra itu sebetulnya bukan gagasan program baru. Karena Emil pada saat menjadi gubernur Jawa Barat (Jabar) juga menerapkan program tersebut untuk warga Jabar. Program tersebut akan diaplikasikan ke Jakarta, jika Emil-Suswono berhasil memenangkan Pilkada Jakarta.
Kata Fahlino, program Kredit Mesra menjadikan rumah-rumah ibadah sebagai sarana penyaluran pinjaman. Kata Fahlino, tentu saja dalam program tersebut memiliki syarat-syarat dalam pengajuan.
Seperti, kata Fahlino, para debitur yang merupakan warga Jakarta dengan level ekonomi lemah.
Peminjamnya, kata Fahlino, harus menjadi anggota dari komunitas rumah ibadah penyalur peminjaman Kredit Mesra itu. “Seperti misalkan, peminjamnya adalah jamaah dan masyarakat di sekitar rumah ibadah,” begitu kata Fahlino.
Penerima pinjaman, kata Fahlino akan dilatih menjadi pelaku usaha ultramikro melalui Pelatihan Kelompok Mikro (PKM). “Program ini, akan menjadi salah satu upaya pemerintah dalam memerangi fenomena sosial, di mana tingginya angka ketergantungan masyarakat pada jeratan pinjol, maupun rentenir, bank emok atau bank keliling,” kata Fahlino.
Kata dia, program Kredit Mesra selama ini berhasil di Jabar dan juga Banten, serta empat provinsi lainnya. Selama di Jabar, kata Fahlino, salah satu program andalan Emil itu berhasil menyalurkan pinjaman tanpa bunga kepada 17.029 warga dan 2.820 kelompok masyarakat, serta melibatkan 1.995 rumah ibadah penerima manfaat. Dengan total anggaran terserap senilai Rp 77,5 miliar.
Kata Fahlino, keberhasilan Emil menjalankan program Kredit Mesra di Jabar, tak salah jika diaplikasikan ke DKI Jakarta.
“Dengan pendekatan Kredit Mesra ini, masyarakat yang berada di level ekonomi paling bawah di Jakarta dapat memiliki akses keuangan dan permodalan untuk membiayai usaha mereka. Dan yang paling penting dari Kredit Mesra ini adalah juga sebagai salah satu untuk memakmurkan rumah-rumah ibadah dengan menjadikan rumah-rumah ibadah dan sekitarnya sebagai sentra ekonomi ultramikro,” begitu kata Fahlino.