REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan potensi penerimaan negara bukan pajak (BNPB) dari ekspor sedimen pasir laut bisa mencapai triliunan rupiah. Hal itu merupakan hitung-hitungan kasar dari rencana ekspor sedimen pasir laut yang hingga kini masih digodok.
“Kalau misalkan yang diekspor 50 juta meter kubik, maka kemungkinannya Rp 2,5 triliun dengan harga 93 ribu per meter kubik dengan tarifnya 30-35 persen,” kata Direktur Penerimaan Bukan Pajak Kementerian/Lembaga Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kemenkeu Wawan Sunarjo dalam agenda Media Gathering APBN 2025 di Serang, Banten, Kamis (26/9/2024).
Kendati demikian, Wawan mengatakan belum ada target yang pasti dalam anggaran di 2025 mendatang. Di samping itu juga, dalam implementasi ekspor sedimen pasir laut perlu proses assessment yang terukur.
“Memang nggak mudah untuk eksplorasi, karena menurut KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), sebelum eksplorasi sedimen perlu penelitian terlebih dahulu karena khawatir ada mineral. Kalau ada mineral kan enggak boleh, nanti akan ada penelitiannya,” jelasnya.