REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) China mengatakan, peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) pertama miliknya, sepenuhnya sah dan masuk akal, sebagaimana dilaporkan media lokal pada Kamis (26/9/2024). Peluncuran itu merupakan peluncuran ICBM pertama yang dilakukan Beijing dalam 44 tahun.
Diperkirakan rudal tersebut menempuh jarak sekitar 12 ribu kilometer (km). "Hal ini sejalan dengan hukum internasional dan praktik internasional dan tidak ditujukan terhadap negara atau target mana pun," kata kementerian itu. Rudal yang diluncurkan jatuh di area yang telah ditentukan di perairan internasional.
Peluncuran rudal terjadi menjelang hari nasional China pada 1 Oktober 2024, ketika negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu merayakan hari jadinya yang ke-75. Kementerian mengeklaim sebelumnya, telah memberi tahu semua negara terkait karena peluncuran tersebut merupakan rencana rutin dalam rencana pelatihan tahunan Pasukan Roket.
Namun, Jepang mengkritik China atas peluncuran tersebut dengan mengatakan bahwa mereka tidak diberi pemberitahuan sebelumnya. "Meningkatnya aktivitas militer Tiongkok merupakan keprihatinan serius," kata Juru Bicara Pemerintah Yoshimasa Hayashi kepada wartawan di Tokyo, Rabu (25/9/2024), sebagaimana dilaporkan Anadolu.