REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada suatu hari, Abu Musa al-Asy'ari sedang menemani Nabi Muhammad SAW dalam sebuah kebun di Madinah. Saat keduanya sedang mengobrol, terdengar suara salam dari luar pagar kebun.
"Bukalah gerbang untuknya, dan sampaikan kepadanya kabar gembira bahwa baginya surga," kata Rasulullah SAW.
BACA JUGA: Doa Rasulullah SAW di Thaif yang Picu Kesedihan Malaikat
Sahabat ini pun membukakan gerbang untuk tamu tersebut, yang ternyata adalah Abu Bakar ash-Shiddiq. Mendengar pesan Rasulullah SAW yang disampaikan melalui Abu Musa, ayahanda 'Aisyah itu mengucapkan hamdalah.
Beberapa saat kemudian, terdengar lagi suara salam dari luar gerbang. "Bukalah gerbang untuknya, dan sampaikan kepadanya kabar gembira bahwa baginya surga," sabda Nabi SAW.
Abu Musa pun berjalan untuk membuka gerbang. Tampaklah Umar bin Khattab di sana. Ia lalu menyampaikan kabar dari Rasulullah SAW kepada al-Faruq.
"Alhamdulillah," kata Umar.
Ketika orang-orang di dalam kebun ini sedang mengobrol, terdengar lagi suara laki-laki mengucapkan salam di luar pintu gerbang. Nabi SAW bersabda, "Bukalah gerbang untuknya, dan sampaikan kepadanya kabar bahwa baginya surga dan musibah yang akan menimpanya."
Abu Musa membuka gerbang, dan tampaklah Utsman bin Affan di hadapannya. Sabda Rasulullah SAW itu dikabarkan kepadanya.
"Alhamdulillah. Allah al-Musta'aan (Allah adalah tempat meminta pertolongan)," kata sang Dzun Nurain.
Kisah di atas dinukil dari sebuah hadis riwayat Imam Bukhari, sebagaimana termaktub dalam Kitab al-Manaqib. Isinya menyiratkan janji dan nubuat Rasulullah SAW mengenai tiga sahabat utama: Abu Bakar, Umar, dan Utsman.
Nabi SAW menyatakan bahwa ketiganya akan masuk ke dalam surga. Namun, agak berbeda dengan mereka, Utsman bin Affan diberi kabar tentang musibah yang akan menimpanya.
Musibah yang dinubuatkan Rasulullah SAW itu benar terjadi, yakni ketika Utsman bin Affan menjadi khalifah. Pada tahun ke-11 dalam masa pemerintahannya, kaum pemberontak berdatangan ke Madinah dan mengepung rumahnya.
Orang-orang ini menuduh Utsman telah berbuat zalim kepada mereka. Padahal, tidak ada bukti yang kuat terkait tudingan itu.
Gerombolan pemberontak ini lantas membunuh Utsman secara membabi-buta. Syahidlah menantu Rasulullah SAW itu.
Dalam hadis yang berbeda, Nabi SAW juga sudah menubuatkan bahwa Utsman kelak akan menjadi khalifah. Dan, beliau memintanya agar tetap bersabar dan tidak melepaskan posisi kekhalifahannya hingga ajal menjemput.
Dari Nu'man bin Basir, bahwa 'Aisyah berkata, "Rasulullah SAW mengutus (seseorang) kepada Utsman bin Affan agar ia datang menghadap. Ketika Utsman datang, Rasulullah menyambut kedatangannya.
Setelah kami melihat Rasulullah menyambutnya, maka salah seorang kami pun menyambut kedatangan yang lain. Ucapan terakhir yang diucapkan Rasulullah (kepada Utsman) sambil menepuk pundaknya, 'Wahai Utsman, semoga Allah akan memakaikan untukmu sebuah pakaian, dan orang-orang munafik ingin melepaskan pakaian tersebut agar jangan engkau lepaskan hingga engkau menemuiku (wafat).'
Kemudian, aku (Nu'man) mengatakan (kepada 'Aisyah), 'Ya Ummul Mu’minin, hadis ini aku riwayatkan darimu.'
'Aisyah menjawab, 'Demi Allah, aku sudah lupa.'
Aku (Nu'man) memberitakan hal itu kepada Muawiyah bin Abu Sufyan, tetapi ia kurang yakin sehingga ia menulis surat kepada Ummul Mukminin, 'Tuliskan untukku tentang hadis itu.' Maka, Ummul Mukminin menuliskan tentang hadis tersebut."