REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia masih tetap ingin terlibat dalam program pengembangan jet tempur KFX/IFX yang sekarang bernama KF-21 Boramae. Dari semula kontribusi Indonesia 20 persen, kini menjadi hanya tujuh persen setelah sempat mengalami kesulitan pembayaran.
Direktur Utama (Dirut) PT Dirgantara Indonesia, Marsda (Purn) Gita Amperiawan mengatakan, angka 7 persen masih cukup signifikan dalam keterlibatan pengembangan jet tempur generasi 4,5 bersama Korea Selatan (Korsel). Menurut dia, PT DI berkomitmen ingin mewujudkan jet tempur Boramae sampai bisa operasional.
"Kita harus wujudkan, harus tunjukkan bahwa kemajuannya atau dampaknya atau hasilnya juga signifikan bagi kemajuan industri kedirgantaraan kita. Itu jadi tugasnya PT DI seperti itu dan kami betul-betul harus menyiapkan ini," kata Gita saat ditemui di Hanggar PT DI, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024).
Menurut dia, pemerintah Indonesia sudah mengucurkan dana triliunan rupiah untuk pengembangan jet Boramae. Karena itu, Indonesia tetap ingin ambil bagian secara maksimal dalam program produksi jet tempur bersama Korsel.