Sabtu 28 Sep 2024 06:27 WIB

Bertemu Prabowo, Pimpinan DPD Tukar Pikiran Selama Dua Jam

Menurut Tamsil, Prabowo mengajak DPD ke depan menjadi lembaga negara yang lebih kuat.

Presiden Terpilih Prabowo Subianto bertemu pimpinan DPD RI periode 2024-2029.
Foto: Republika.co.id
Presiden Terpilih Prabowo Subianto bertemu pimpinan DPD RI periode 2024-2029.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat calon pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2024-2029, sowan ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Jakarta, Jumat (27/9/2024). Dalam pertemuan itu, Prabowo mengajak DPD ke depan menjadi lembaga negara yang lebih kuat dan bisa bersinergi dengan pemerintah untuk membangun Indonesia.

Prabowo menawarkan, harus ada pertemuan antara presiden dan DPD RI yang terjadwal secara rutin minimal dua kali setahun untuk mewujudkan harapan tersebut. Dalam pertemuan itu, Prabowo juga berpesan, DPD wajib memperjuangkan otonomi dan menjadi motor penggerak demokrasi substansial yang menjawab espektasi dari seantero negeri.

Baca Juga

"Alhamdulillah, kabar baiknya, dalam dialog dengan Presiden Terpilih Bapak Prabowo Subianto dengan kami selaku calon pimpinan DPD, Sultan B Najamuddin calon ketua DPD, calon wakil ketua masing-masing GKR Hemas, Yorris Raweyai, dan saya sendiri Tamsil Linrung, banyak titik kesepahaman ke mana navigasi arah bangsa ini ke depan," jelas Tamsil kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (28/9/2024).

Menurut Tamsil, DPD harus tampil membawa terobosan dengan menjadi aktor yang berani melampaui batasan tembok-tembok birokrasi. "Strategi politik kelembagaan DPD adalah tidak terperangkap pada dikotomi koalisi dan oposisi. DPD berada di posisi penting sebagai solidarity maker di antara berbagai ketegangan yang rentan mengancam stabilitas demokrasi," ujar Tamsil.

Menurut dia, episode transisi pemerintahan seperti bonanza. DPD pun mendapat limpahan harapan sehingga perlu mengukir ulang kontribusinya dalam perjalanan bangsa. Tamsil pun mengajak seluruh unsur DPD mengambil peran sentral dalam menavigasi, menorehkan kisah monumental untuk ibu pertiwi, dan memperkuat tatanan arsitektur demokrasi.

"Pertemun rutin yang diharapkan Presiden Terpilih Pak Prabowo Subianto adalah bentuk konkret bagaimana dua lembaga tinggi negara, lembaga kepresidenan dan kabinetnya, bersinergi, bahu membahu dengan DPD untuk membahas agenda percepatan perwujudan kesejahteraan rakyat. Pak Prabowo berharap, membantunya bukan sebagai pribadi. Tapi sebagai presiden untuk membangun perpolitikan kondusif dan efesien," ujar Tamsil.

Dia menerangkan, tukar pikiran dengan Prabowo berlangsung hangat dan optimal. Dari semula agenda hanya 30 menit, akhirnya malah berkembang menjadi diskusi selama dua jam. Hal itu salah satu manifestasi dari upaya DPD merevitalisasi peran, mengoptimalkan kontribusi untuk negeri, aktif berkomunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

"Banyak isu kebangsaan yang mengemuka. Semua bermuara pada tujuan nasional, rakyat harus sejahtera. Adalah Ketua Harian DPP Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, sosok arsitek yang merancang pertemuan ini," ucap senator asal Sulawesi Selatan tersebut.

Karena itu, menurut Tamsil, DPD nantinya mengemban tugas untuk memastikan bahwa setiap daerah, tak peduli seberapa kecil atau terpencil wilayahnya. Tugas DPD menjadi representasi yang setara dan berimbang dalam formulasi kebijakan nasional. "DPD menyadari, dalam sistem presidensial yang dinamis, sering kali ada risiko bahwa aspirasi dari penjuru negeri kurang berdengung di kancah politik pusat," terangnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement