REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung mengungkapkan, kasus gangguan pertumbuhan pada anak (stunting) di Kota Bandung mencapai 16,3 persen atau sekitar 6.142 balita. Angka tersebut menurun bila dibandingkan dengan kondisi pada 2022 yang mencapai 22 persen.
Kepala DPPKB Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari mengatakan, angka stunting di ibu kota Provinsi Jawa Barat ini mengalami penurunan sejak 2022 hingga 2023. Pihaknya pun menargetkan, penurunan stunting terjadi pada tahun ini.
"Tahun 2023, sekitar 16,3 persen dan target di tahun 2024 menjadi 14 persen," kata Kenny Kaniasari kepada Republika, baru-baru ini.
Menurut dia, kasus stunting saat ini tidak hanya dijumpai pada masyarakat kelas menengah atau kelas bawah. Fenomena tersebut juga menyasar kalangan menengah ke atas akibat edukasi yang kurang.