Sabtu 28 Sep 2024 16:03 WIB

Ribuan Balita di Kota Bandung Masih Alami Stunting

Sebanyak 6.142 balita di Kota Bandung stunting dilaporkan mengidap stunting.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Hasanul Rizqa
ilustrasi Stunting
Foto: Republika/Mardiah
ilustrasi Stunting

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung mengungkapkan, kasus gangguan pertumbuhan pada anak (stunting) di Kota Bandung mencapai 16,3 persen atau sekitar 6.142 balita. Angka tersebut menurun bila dibandingkan dengan kondisi pada 2022 yang mencapai 22 persen.

Kepala DPPKB Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari mengatakan, angka stunting di ibu kota Provinsi Jawa Barat ini mengalami penurunan sejak 2022 hingga 2023. Pihaknya pun menargetkan, penurunan stunting terjadi pada tahun ini.

Baca Juga

"Tahun 2023, sekitar 16,3 persen dan target di tahun 2024 menjadi 14 persen," kata Kenny Kaniasari kepada Republika, baru-baru ini.

Menurut dia, kasus stunting saat ini tidak hanya dijumpai pada masyarakat kelas menengah atau kelas bawah. Fenomena tersebut juga menyasar kalangan menengah ke atas akibat edukasi yang kurang.

"Jadi ini (stunting) tidak hanya dialami oleh masyarakat menengah ke bawah, tetapi juga menengah ke atas," ungkap Kenny.

Ia menjelaskan, stunting dapat disebabkan minimnya pola asuh yang dilakukan ibu-ibu muda. Mereka belum teredukasi secara optimal sehingga kurang memerhatikan hal-hal urgen untuk pertumbuhan buah hatinya.

Sementara itu, bendahara Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kota Bandung Atti S Nurhayati mengatakan, pihaknya terus berkomitmen mendukung penurunan angka stunting. Oleh karena itu, IAI Kota Bandung terus melakukan penyuluhan kepada masyarakat, termasuk kegiatan yang menyasar ibu-ibu di Kecamatan Bandung Kidul dan Ujung Berung, beberapa waktu lalu.

Asupan gizi untuk anak-anak tidak hanya penting dilakukan pada saat mereka masih berusia balita. Atti mengatakan, pada usia remaja pun mereka harus disiapkan gizinya. Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan adalah asupan zat besi sehingga mereka terhindar dari anemia.

IAI berkomitmen mendukung pemerintah Kota Bandung untuk menurunkan angka stunting. Ia menyebut apoteker pun memiliki peran penting atas pencegahan stunting.

"Obat-obatan semisal multivitamin bisa meningkatkan kualitas gizi bagi tumbuh kembang anak. Penyuluhan-penyuluhan tentang vitamin dan gizi yang dikuasai apoteker bisa memberikan pencerahan pada masyarakat," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement