REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Tentara Israel telah membocorkan video mereka sendiri saat meledakkan sebuah masjid di kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
Video yang dibagikan di platform media sosial X itu menunjukkan tentara Israel menyiapkan bahan peledak di dalam Masjid Raed Al-Attar Rafah sebelum diledakkan. Masjid itu tampak kosong, dengan tanda-tanda kerusakan akibat pengeboman dalam rekaman tersebut.
Seorang tentara Israel yang muncul dalam rekaman tersebut tersenyum saat melemparkan bahan peledak ke udara.
Rafah |
Israeli soldiers leaked footage to right-wing journalists showing the Attar Mosque in Rafah being blown up
What they didn’t disclose, however, is something I obtained from a private account of one of the soldiers involved: there was nothing inside the mosque. https://t.co/Ostej7B8hY pic.twitter.com/OBgn486kkY
— Younis Tirawi | يونس (@ytirawi) September 26, 2024
Jurnalis Palestina Younis Tirawi membagikan rekaman tersebut. Ia mengatakan di X bahwa rekaman itu telah diberikan kepada jurnalis sayap kanan Israel dan bahwa tidak ada apa pun di dalam masjid.
Seorang pengguna media sosial berkomentar fakta bahwa masjid itu diledakkan dari dalam menunjukkan tidak ada ancaman di dalam dan area tersebut telah diamankan. Dia menambahkan penghancuran masjid yang disengaja adalah salah satu kasus kejahatan perang yang paling jelas dan mencolok.
Jutaan warga Palestina mengungsi ke Rafah dan daerah lain di Jalur Gaza selatan akibat pengeboman Israel yang brutal dan membabi buta di wilayah utara daerah kantong itu, yang dimulai pada Oktober tahun lalu.
Namun, banyak yang terpaksa mengungsi lagi ketika Israel memulai serangan terhadap kota itu, yang berbatasan dengan Mesir, pada bulan Mei.
Pengeboman Israel di Jalur Gaza telah benar-benar menghancurkan wilayah itu dan menyebabkan sedikitnya 41.534 orang gugur, menurut kementerian kesehatan Gaza, dengan lebih dari 96 ribu orang terluka.
Data dari Pusat Satelit PBB (UNOSAT) dan basis data geografis OpenStreetMap menunjukkan lebih dari 60 persen masjid di Gaza telah rusak atau hancur.
Secara total, hampir 59 persen bangunan di Jalur Gaza telah rusak atau hancur, menurut citra satelit yang dianalisis oleh peneliti AS Corey Scher dan Jamon Van Den Hoek. Itu berarti hampir 169.000 bangunan telah hancur.