Sabtu 28 Sep 2024 21:32 WIB

Siapa Hasan Nasrallah, Sang Motor Hizbullah yang Syahid Dibunuh Israel?

Nasrallah berjaya memimpin Hizbullah mengusir Israel dari wilayah Lebanon.

 Pendukung Hizbullah mendengarkan pidato pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah di pinggiran selatan Beirut, Lebanon,  Senin (6/3/2023).
Foto: EPA-EFE/WAEL HAMZEH
Pendukung Hizbullah mendengarkan pidato pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Senin (6/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap Sekretaris Jenderal Hizbullah Hasan Nasrallah pada akhir pekan ini membawa TImur Tengah kian dekat ke jurang konflik habis-habisan. Siapa sosok pemimpin perlawanan terhadap Israel di Lebanon tersebut?

Dikutip dari arsip Republika, dengan keahlian berorasi dan karisma kuat, Hasan Nasrallah mengantarkan kegemilangan gerakan perjuangan tersebut. Nasrallah adalah sosok politisi cerdas yang membimbing Hizbullah meraih puncak keberhasilan: penarikan mundur Israel dari wilayah Lebanon selatan. 

Baca Juga

Semuanya berawal pada 1992 silam. Di usia 32 tahun, Nasrallah terpilih duduk di tampuk pimpinan Hizbullah menggantikan Abbas Musawi yang terbunuh di Lebanon selatan oleh helikopter Israel. Saat itulah ia bertekad mengabdikan seluruh hidupnya untuk menggempur Israel.

Bagi para pendukungnya, pemakai sorban dan kacamata bingkai hitam ini mampu menarik perhatian dengan kemampuan berbahasa Arabnya. Di tengah kerumunan massa, ia berusaha keras menembus ketatnya pengawalan para pasukan keamanan. Dengan senyum di wajahnya, Nasrallah tetap mencoba melakukan kontak personal. Berkat perhatian khusus itulah, pria kelahiran Quarantaine, pinggiran utara Beirut, ini mampu merebut hati ribuan pemuda Islam.

Masa muda Nasrallah pun tak jauh dari nuansa perjuangan. Pada 1976, Nasrallah muda pindah ke wilayah Lebanon selatan menyusul aksi pembersihan milisi Kristen terhadap wilayah kelompok syiah. Saat itu Nasrallah menjadi partisan gerakan Amal Syiah yang dibentuk oleh Mussa Sadr. Tetapi belakangan Sadr menghilang setelah melakukan kunjungan ke Libya pada 1978. 

Nasrallah sempat tinggal di Najaf, kota di Irak yang sempat menjadi pusat syiah sebelum Revolusi Islam Iran, selama tiga tahun. Di kota inilah, Nasrallah belajar dari Ayatullah Mohammad Baker el-Sadr. Tetapi pendiri partai Islam Ad-Dawaa ini terbunuh saat pemerintahan Saddam Hussein pada 1979.

Usai berguru, Nasrallah kembali ke Lebanon. Saat itu ia diangkat menjadi pejabat Amal di Lembah Bekaa dan berhasil pula masuk dalam jajaran keanggotaan resmi Amal. Namun Nasrallah memutuskan keluar dari Amal pada 1982. Pasalnya, ia menilai strategi gerakan Amal melawan pendudukan Israel terlalu lambat dan terkesan takut-takut.

Ayah lima anak -- dua gadis dan tiga lelaki -- ini turut membidani lahirnya Hizbullah atau Partai Allah dengan bantuan 3.000 Pasukan Revolusi dari Iran. Tak menunggu lama, ia langsung membentuk pasukan Hizbullah di Bekaa. Popularitas Nasrallah mencapai puncaknya pada 1998 lalu ketika ia berusaha keras menahan diri saat menghadapi syahidnya sang anak, Hadi (20 tahun), yang terbunuh di Israel.

Pada 2006, Nasrallah sempat lolos dari serangan udara Israel yang menghantam rumah dan kantornya. ''Sekretaris Jenderal Hizbullah, keluarganya, dan pengawal-pengawalnya selamat dan kini dalam keadaan sehat,'' lapor stasiun televisi Hizbullah Al-Manar, Sabtu (15/7/2006) pagi. Serangan udara itu dilakukan Israel pada Jumat tengah malam. Pasukan Israel menyerang daerah Haret Hreik yang dijaga ketat dan dilengkapi kamera pengawas. 

Di daerah pinggiran selatan Beirut ini terdapat kantor pusat partai dan rumah Nasrallah. Daerah itu berpenduduk mayoritas Syiah --sebuah kawasan utama Hizbullah. Serangan-serangan itu menghancurkan bangunan tempat Sekjen Hizbullah dan rumahnya. Gerilyawan Hizbullah segera menutup daerah tersebut.

Seorang juru bicara militer Israel membenarkan serangan terhadap markas kelompok Hizbullah, termasuk dua bangunan yang digunakan oleh pemimpin-pemimpin senior, di Beirut selatan itu. Jaringan televisi Israel Channel 2 mengatakan, serangan udara itu dilancarkan sesuai dengan informasi intelijen bahwa Nasrallah berada di dalam bangunan tersebut pada saat serangan itu dilakukan.

Sebagai balasan terhadap serangan-serangan Israel yang makin membabi buta, anggota Hizbullah kala itu menyerang sebuah kapal perang Israel di lepas Pantai Lebanon. Empat pelaut dilaporkan hilang dan sejumlah tentara Israel luka-luka. Serangan juga mengenai sebuah kapal sipil asing. Kapal itu terbakar terkena tembakan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement