REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT- Operasi Israel untuk membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mulai terungkap dalam hal perencanaannya, bom yang digunakan dan ketidaksepakatan mengenai waktu antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Galant.
Komandan Skuadron ke-69 yang membunuh Nasrallah mengatakan bahwa para pilot tidak mengetahui identitas target hingga beberapa jam yang lalu.
“Kami mempersiapkan diri selama berhari-hari dan menyadari bahwa kami berada di depan sebuah kesempatan yang luar biasa,” katanya seperti dikutip oleh Channel 13 Israel, sebagaimana dikutip dari Aljazeera, Ahad (29/9/2024).
Radio Angkatan Darat Israel menjelaskan bahwa pesawat dari Skuadron ke-69 menjatuhkan sekitar 85 bom penghancur bunker seberat satu ton bahan peledak dalam operasi pembunuhan Nasrallah.