REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Sabtu (28/9/2024) menyerukan jalan menuju diplomasi saat Israel meningkatkan serangannya di Lebanon. Blinken kepada wartawan dalam konferensi pers di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, juga memperingatkan, baik Israel maupun Hizbullah untuk "berhenti saling tembak."
"Hal terpenting yang dapat dilakukan melalui diplomasi adalah mencoba terlebih dahulu menghentikan tembak-menembak di kedua pihak, dan kemudian menggunakan waktu dari gencatan senjata itu untuk melihat apakah kita dapat mencapai kesepakatan diplomatik yang lebih luas," kata Blinken.
"Jalan menuju diplomasi mungkin tampak sulit dilihat saat ini, tetapi itu ada, dan menurut penilaian kami, itu sangat diperlukan. Kami akan terus bekerja keras dengan semua pihak untuk mendesak mereka memilih jalur tersebut," tambahnya.
Blinken menggambarkan eskalasi terbaru di Timur Tengah sebagai "momen genting". Dia menekankan bahwa "keputusan yang diambil semua pihak dalam beberapa hari mendatang akan menentukan arah wilayah ini, dengan konsekuensi besar bagi rakyatnya saat ini dan mungkin selama bertahun-tahun ke depan."
Dia menekankan bahwa salah satu jalannya adalah melakukan diplomasi dan mencapai gencatan senjata di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon. Sementara jalur lainnya mengarah pada lebih banyak konflik, kekerasan, penderitaan, serta ketidakstabilan dan ketidakamanan yang lebih besar.
Blinken juga menyatakan bahwa AS akan mengambil setiap langkah untuk melindungi personel dan kepentingan Amerika di wilayah tersebut. Ia menegaskan kembali posisi pemerintahan Presiden Joe Biden bahwa AS masih mengumpulkan informasi terkait serangan militer Israel baru-baru ini di Beirut bagian selatan pada Jumat.
Kekejian Israel di Lebanon.. baca di halaman selanjutnya.