Ahad 29 Sep 2024 16:03 WIB

RI Dorong Anggota Tetap DK PBB Ambil Tindakan Konkret untuk Israel

Indonesia mendorong negara-negara anggota PBB untuk mengakui Palestina.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: A.Syalaby Ichsan
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Lestari Priansari Marsudi di ruang Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Lestari Priansari Marsudi di ruang Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia mendorong negara-negara anggota PBB untuk mengakui negara Palestina, sebagai investasi untuk dunia yang lebih damai dan adil. Seruan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Debat Umum High-Level Week Sidang Majelis Umum PBB ke-79.

Dalam pertemuan yang digelar pada Sabtu (28/9/2024), Retno juga mendorong negara-negara Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan konkret menghentikan pelanggaran hukum internasional oleh Israel dan kekebalan Israel dari hukum tersebut.

Baca Juga

"Mandat DK PBB adalah untuk menciptakan perdamaian, bukan melanggengkan perang atau bahkan mendukung pelaku perang itu sendiri," kata Retno dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri, Ahad (29/9/2024).

Retno juga mendorong kepemimpinan tanpa hegemoni, yaitu suatu kepemimpinan global yang nyata dan memandu tindakan bersama dengan mendengarkan kepentingan semua pihak, memajukan kolaborasi dan harapan.

Dalam hal ini, Retno mengusulkan tiga prioritas kunci. Pertama, memajukan perdamaian melalui perdamaian yang inklusif. Kedua, memastikan masa depan yang berketahanan dengan tercapainya kesejahteraan bersama. Ketiga, membangun jembatan guna memastikan kolaborasi global.

photo
Asap mengepul akibat serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Sabtu, 28 September 2024. - ( AP Photo/Hussein Malla)

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengatakan ketiga hal ini telah dilaksanakan Indonesia melalui kiprah di dunia internasional. Kementerian menambahkan sejarah membuktikan Indonesia selalu menyuarakan kepentingan negara- negara Global South, antara lain melalui penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955.

Selama sepuluh tahun terakhir, Indonesia menunjukkan kepemimpinan yang solutif dalam merespon permasalahan global. Saat pandemi Covid-19, Indonesia telah memimpin pembentukan Pandemic Fund dan mengetuai COVAX AMC Engagement Group untuk memastikan akses yang setara bagi semua negara untuk memperoleh vaksin.

“Selain itu, Presidensi Indonesia di G-20 pada tahun 2022 berhasil menjembatani perbedaan kepentingan yang tajam di antara beberapa negara anggota akibat situasi geopolitik saat itu," kata Retno.

Ia tegaskan komitmen Indonesia untuk berkontribusi terhadap perdamaian dunia, termasuk dengan melibatkan partisipasi perempuan. Indonesia mendorong pemberdayaan Perempuan, termasuk dengan mendorong akses setara bagi perempuan di seluruh dunia, termasuk di Afghanistan, terhadap pendidikan.“Pemberdayaan perempuan akan mendorong perdamaian dan kesejahteraan," kata Retno.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement