Ahad 29 Sep 2024 18:15 WIB

Pemerintah Targetkan Tambahan Kapasitas Terpasang PLTB Sebesar 5 GW Hingga 2030

Potensi angin di Indonesia mencapai sebesar 154,6 GW.

Red: Friska Yolandha
Turbin angin terlihat di depan pembangkit listrik tenaga batu bara di dekat Jackerath, Jerman pada Jumat, 7 Desember 2018. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang rilis pada Senin (25/4/2022) mengatakan, dunia yang lelah akan bencana akan terpukul lebih keras di tahun-tahun mendatang.
Foto: AP Photo/Martin Meissner
Turbin angin terlihat di depan pembangkit listrik tenaga batu bara di dekat Jackerath, Jerman pada Jumat, 7 Desember 2018. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang rilis pada Senin (25/4/2022) mengatakan, dunia yang lelah akan bencana akan terpukul lebih keras di tahun-tahun mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi mengungkapkan pemerintah bersama PT PLN (Persero) tengah menyusun Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2025-2035 serta Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). Dalam rancangan kebijakan yang tengah digodok tersebut, pemerintah menargetkan akan menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sebanyak 5 GW hingga 2030.

Saat ini RUKN sedang dibahas. Selanjutnya, dibuat RUPTL baru. Di dalam RUPTL tersebut ada target lima tahun ke depan.

Baca Juga

"Kita sudah tahu langkahnya 5 GW, jadi sampai dengan tahun 2030 kita butuh 5 GW dari angin," kata Eniya dalam keterangan resmi Kementerian ESDM, dikutip pada Ahad (29/9/2024).

Ia menjelaskan, Indonesia memiliki potensi sumber daya angin (bayu) sangat besar. Itu menjadikan angin sebagai sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) terbesar kedua setelah energi surya. Ia mengatakan bahwa selain sebagai sumber energi, PLTB nantinya juga bisa dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata, seperti yang ada di Eropa, khususnya Belanda.