Senin 30 Sep 2024 11:21 WIB

Protes Meluas di Eropa: Israel Disebut Mesin Pembunuh dan Kecam Barat yang Hanya Diam!

Aksi mengecam Israel terjadi di Stockholm, Helsinki, Paris, Jenewa, dan Istanbul.

Red: Mas Alamil Huda
Aksi di des Nations di depan markas besar PBB di Eropa, di Jenewa, Swiss, Sabtu (19/5). Aksi ini untuk menunjukkan solidaritas atas pembunuhan warga Palestina di Gaza dalam konflik Israel-Palestina.
Foto: EPA-EFE/MARTIAL TREZZINI
Aksi di des Nations di depan markas besar PBB di Eropa, di Jenewa, Swiss, Sabtu (19/5). Aksi ini untuk menunjukkan solidaritas atas pembunuhan warga Palestina di Gaza dalam konflik Israel-Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Aksi protes menyebar di berbagai kota di Eropa pada Sabtu (28/9/2024), termasuk Stockholm, Helsinki, Paris, Jenewa, dan Istanbul. Aksi tersebut sebagai tanggapan atas serangan Israel di Jalur Gaza dan Lebanon yang semakin brutal dan tak terkendali.

Para pengunjuk rasa menyuarakan kemarahan mereka dan menuntut segera berakhirnya kekerasan, dengan menggambarkan situasi tersebut sebagai genosida dan mendesak adanya tindakan global. Ribuan orang berjalan dari Odenplan menuju kedutaan besar Israel di Stockholm, sambil mengibarkan bendera Palestina dan Lebanon.

Baca Juga

Seruan "Jangan Ganggu Lebanon" dan "Bebaskan Palestina" memenuhi udara. Seniman dan aktivis Swedia Samuel Girma menyebut Israel sebagai "negara teroris" dan mendesak pemboikotan perdagangan dengan Israel menyusul serangan teroris di Beirut dan Lebanon.

Aksi protes juga terjadi di Helsinki, di mana para pendemo menuntut segera diakhirinya operasi Israel di Lebanon. Di Paris, para pengunjuk rasa berkumpul dekat Innocents Fountain, membawa spanduk bertuliskan "Akhiri Genosida di Gaza dan Boikot Israel." Sebagian besar dari mereka memakai keffiyeh dan membawa foto jurnalis Palestina Shireen Abu Akleh, yang tewas oleh pasukan Israel pada 2022.