Senin 30 Sep 2024 19:29 WIB

Haniyeh Dibunuh, Nasrallah Dihabisi, Kapan Iran Tuntaskan Janji Balas Israel?

Kubu moderat dan konservatif di Iran dikabarkan terpecah.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei

REPUBLIKA.CO.ID,  TEHERAN -- Kepemimpinan Iran terlihat hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan setelah pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah oleh Israel. Kelompok konservatif dan moderat Teheran dinilai sedang terpecah belah mengenai bagaimana menanggapi pembunuhan tersebut. Apalagi Iran hingga kini belum menuntaskan janji atas kematian pemimpin diplomatik Hamas, Ismail Haniyeh. 

MEE melaporkan gelombang serangan udara pada Jumat yang menewaskan Nasrallah bergema di seluruh Iran selama akhir pekan. Masyarakat awam Iran khawatir akan perang habis-habisan antara gerakan Lebanon dan Israel yang dapat melanda Republik Islam tersebut.

Baca Juga

Awalnya, situs-situs berita Iran ragu-ragu untuk melaporkan pembunuhan tersebut, sehingga banyak yang harus beralih ke aplikasi pesan Telegram, yang terkenal dengan kebijakan moderasi kontennya yang lemah.

Kemudian, pada Sabtu pagi, Hizbullah mengonfirmasi bahwa pemimpin mereka yang berkuasa dan telah lama menjabat terbunuh dalam serangan hari Jumat di Beirut.

Baik Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei maupun Presiden Masoud Pezeshkian mengeluarkan pernyataan yang hati-hati mengenai pembunuhan tersebut. Tidak ada satupun yang menunjukkan apakah Teheran akan terlibat langsung dalam konflik tersebut.

Invasi darat

Hizbullah memulai kampanye serangan lintas batas terhadap Israel sehari setelah Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada Oktober lalu. Para pejabat Hamas mengatakan mereka melancarkan serangan itu sebagai tanggapan atas serangan provokatif Israel terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Militer Israel mengatakan pekan lalu bahwa mereka sedang mempersiapkan kemungkinan pendudukan di Lebanon selatan, dan telah mengirim dua brigade ke Israel utara untuk berlatih menghadapi potensi invasi darat.

Dalam pesan yang diposting di situs resminya, Khamanei mengatakan, dengan bantuan Tuhan, pukulan front perlawanan terhadap tubuh rezim Zionis yang sudah usang dan melemah akan seimbang. 

“Adalah wajib bagi seluruh umat Islam untuk mendukung rakyat Lebanon dan Hizbullah yang bangga dengan sumber daya mereka dan membantu mereka dalam menghadapi rezim yang mengambil alih kekuasaan, menindas, dan jahat,” tambah Khamenei.

Pezeshkian menggemakan sentimen ini, dengan mengatakan: "Kami telah belajar bahwa perintah adalah milik Tuhan. Jalan ilahi tidak pernah tanpa seorang komandan dan pemimpin, dan bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba Tuhan yang saleh."

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement