Senin 30 Sep 2024 19:55 WIB

Jangan Sebarkan Link Download Video Mesum Guru dan Murid Gorontalo, Awas Kena Dosa Jariyah

Dosa jariyah terus mengalir pada seseorang meski orang itu sudah meninggal dunia.

Video guru dan murid berbuat mesum di Gorontalo viral. Masih banyak yang menyebarkan video mesum guru dan murid di Gorontalo.
Foto: Tangkapan Layar/Dok Republika
Video guru dan murid berbuat mesum di Gorontalo viral. Masih banyak yang menyebarkan video mesum guru dan murid di Gorontalo.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kasus guru dan murid di Gorontalo yang berbuat mesum masih menjadi pembicaraan hangat di media sosial seperti X (Twitter). Tidak jarang masih ada yang mencari link download video guru dan murid Gorontalo dan banyak juga yang masih menyebarkannya. Padahal, dengan menyebarkan video tersebut bisa terkena dosa jariyah.

Dosa jariyah adalah dosa yang terus mengalir pada seseorang sekalipun orang tersebut sudah meninggal dunia. Bahkan yang lebih mengerikan, dosa jariyah akan tetap ditimpakan kepada orang tersebut, sekalipun dia tidak lagi mengerjakan perbuatan maksiat itu.

Baca Juga

Dalam ajaran Islam ada dosa jariyah seperti sabda Rasulullah, "Tidaklah setiap jiwa yang terbunuh secara zalim, kecuali putra Adam yang pertama (Qabil) mendapatkan bagian dari dosa penumpahan darah, karena dialah orang pertama yang melakukan pembunuhan." (Muttafaqun alaih).

Nabi Muhammad SAW bersabda terkait hal tersebut:

قال صلى الله عليه وسلم: «من سن سنة سيئة، كان عليه وزرها، ووزر من عمل بها من بعده إلى يوم القيامة من غير أن ينقص من أوزارهم شيء».

"Siapa yang memprakarasai suatu keburukan dalam Islam maka ia mendapatkan dosa keburukan itu sendiri sekaligus dosa orang yang meniru perbuatannya itu, tanpa berkurang sedikit pun dosa-dosa mereka." (HR Muslim)

Siapapun yang memperkenalkan perbuatan buruk maka sama saja dengan menentang ketentuan Allah SWT dan hukum-hukum-Nya. Ketika keburukan itu tersebar ke orang-orang dan ditiru, maka yang bersangkutan telah melampaui batas dan menanggung dosa siapa pun yang melakukan keburukan tersebut.

Pemahaman tentang adanya dosa jariyah dalam Islam memang dengan mendasarkannya pada hadits tersebut dan hadits lain. Misalnya dalam hadits di mana Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah setiap jiwa yang terbunuh secara zalim, kecuali putra Adam yang pertama (Qabil) mendapatkan bagian dari dosa penumpahan darah, karena dialah orang pertama yang melakukan pembunuhan." (HR Bukhari dan Muslim)

Orang yang memprakarsai suatu keburukan atau perbuatan dosa hingga merasa seakan-akan apa yang dilakukannya itu adalah bentuk keadilan Allah kepada makhluk-Nya, maka sungguh ia ada dalam kezaliman yang dibuatnya sendiri.

"Dan Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri, karena itu tidak bermanfaat sedikit pun bagi mereka sesembahan yang mereka sembah selain Allah, ketika siksaan Tuhanmu datang. Sesembahan itu hanya menambah kebinasaan bagi mereka." (QS Hud ayat 101)

Imam Al-Ghazali, dalam kitab Ihya' Ulumuddin mewanti-wanti agar tidak terjebak dalam dosa jariyah. Dia berkata, "...Dan sungguh celaka seseorang yang meninggal dunia, tetapi dia meninggalkan dosa yang ganjaran kejahatan terus berjalan tiada hentinya."

Ada tiga penyebab, seseorang mendapatkan dosa jariyah...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement