Selasa 01 Oct 2024 05:03 WIB

Pendapat KH Marzuqi Soal Nasab Ba'alawi yang Picu Penolakan FPI Surabaya

Kiai mengungkapkan, kajian nasab khususnya untuk keturunan nabi perlu dilakukan.

Red: A.Syalaby Ichsan
marzuki mustamar
Foto: pwnu
marzuki mustamar

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — DPW Front Persaudaraan Islam (FPI) Surabaya sempat menyampaikan surat pernyataan untuk menolak ceramah KH Marzuqi Mustamar pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang berlangsung di Masjid Al-Huda, Tenggumung, Surabaya, pada Sabtu (28/9/2024) lalu.

Penolakan tersebut muncul karena FPI menganggap mantan Ketua PWNU Jawa Timur tersebut menyebar narasi memecah belah umat Islam. Usut punya usut, Ketua DPP FPI Aziz Yanuar mengonfirmasi jika yang dipermasalahkan yakni narasi seputar polemik nasab Ba’alawi. Aziz mengungkapkan, narasi tersebut pernah disampaikan beberapa kali di mimbar. “Tapi kemarin di acara itu tidak sepertinya,” kata dia.

Baca Juga

Meski demikian, acara tersebut tetap berlangsung dengan lancar. Dengan pengawalan segenap petugas dari Banser, Pagar Nusa hingga Laskar Fisabilillah, Kiai Marzuqi bisa menyampaikan ceramahnya meski yang bersangkutan tidak mengulas seputar masalah nasab sesuai saran dari aparat. 

Lantas, bagaimana sebenarnya pandangan Kiai Marzuqi mengenai polemik nasab keturunan nabi yang menyasar Ba’alawi di Indonesia? Lewat channel Youtube Padasuka TV, Kiai Marzuqi memberikan konfirmasinya jika kajian nasab penting untuk dilakukan. Terlebih, ujar dia, untuk nasab seputar keluarga Nabi Muhammad SAW.

Kiai Marzuki pun mengungkapkan dalil jika sepeninggal Nabi Muhammad SAW, ada dua pusaka yang ditinggalkan yakni Alquran dan Sunnah. Dalam hadits lain, ujar Kiai Marzuqi, yakni Alquran dan keluarga Nabi SAW (ahlul bait). Dia menjelaskan, Alquran sudah jelas dari dulu hingga sekarang tidak ada lagi perbedaan. Meski berbeda mazhab dan organisasi, ujar dia, Alquran umat Islam di Indonesia tetap sama.

Kajian seputar hadits pun sudah selesai mengingat sudah ada penyaringan dari ulama hadits khususnya Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dengan demikian, dari ratusan ribu hadits yang terkumpul, maka jumlahnya sekitar ribuan setelah mengalami filterisasi untuk hadits yang dianggap shahih dan terkonfirmasi.

Untuk pegangan ketiga, ujar Kiai Marzuqi, yakni ahlul bayt yang hingga saat ini kajiannya belum jelas. “Perlu ada kajian itu. Sesama orang Arab ada yang bilang enggak usah percaya pada itu nanti yang lain juga bilang begitu. Kami ini orang Jawa enggak tahu sampean itu,”jelas dia.

 

 

Perbandingan dengan Sayyid Maliki.. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement