Selasa 01 Oct 2024 09:36 WIB

Abaikan Seruan Dunia, Israel Nekat Serangan Darat Lebanon

Ini adalah kesekian kalinya Israel melawan desakan internasional.

Manuver tank Israel di Israel utara dekat perbatasan Israel-Lebanon, Senin, 30 September 2024.
Foto: AP Photo/Baz Ratner
Manuver tank Israel di Israel utara dekat perbatasan Israel-Lebanon, Senin, 30 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pasukan Israel dilaporkan sudah mulai melintasi perbatasan dengan Lebanon untuk menggelar operasi darat melawan Hizbullah. Tindakan Israel itu untuk kesekian kalinya melawan seruan negara-negara dunia untuk tak melakukan serangan.

Dalam serbuan ke Lebanon kali ini, Israel membohongi Amerika Serikat dan sekutu-sekutu lainnya yang mengira Israel telah menyepakati proposal gencatan senjata 21 hari pekan lalu. Harapan itu dikandaskan Perdana Menteri Netanyahu yang menyatakan di hadapan Majelis Umum PBB bahwa Israel akan tetap melakukan serangan ke Lebanon. Dalam kesempatan itu, Netanyahu juga menghina PBB dengan mengatakan lembaga itu sebagai rawa-rawa antisemitisme.

Baca Juga

Israel saat ini masih melakukan serangan ke Jalur Gaza setelah setahun melakukan genosida di sana dan membunuh lebih dari 41.600 orang. Serangan yang masih terus berlangsung itu melawan resolusi Dewan Keamanan PBB secara bulat telah mendesak gencatan senjata di Gaza pada Juni lalu.

Israel juga melawan permintaan negara-negara dunia agar tak melakukan serangan ke Rafah yang dipenuhi pengungsi di selatan Jalur Gaza pada Mei lalu. Serangan itu, seperti yang dikhawatirkan komunitas internasional, membunuh banyak warga sipil di Rafah dan memaksa pengungsian ratusan ribu orang berulang kali. 

Pasukan penjajahan Israel (IDF)  melancarkan serangan terbatas ke Lebanon selatan pada Senin malam terhadap pasukan Hizbullah dan infrastruktur yang ditempatkan di sepanjang perbatasan utara Israel, beberapa jam setelah kabinet keamanan dikatakan telah menyetujui rencana fase terbaru perang melawan kelompok Hizbullah.

Times of Israel melansir, pada Selasa dini hari IDF mengatakan bahwa serangan “tertarget dan terbatas” telah dimulai beberapa jam sebelumnya, dan difokuskan pada sasaran dan infrastruktur Hizbullah di sejumlah desa Lebanon di sepanjang perbatasan yang merupakan ancaman langsung terhadap kota-kota Israel di sisi lain Garis Biru.

Pasukan darat yang beroperasi di Lebanon selatan dibantu oleh pasukan udara dan artileri, kata militer, seraya menambahkan bahwa operasi tersebut didasarkan pada rencana yang dibuat oleh Staf Umum IDF dan Komando Utara. 

Konfirmasi bahwa pasukan Israel beroperasi di sisi perbatasan Lebanon muncul beberapa jam setelah berbagai laporan yang saling bertentangan muncul di media sosial dan di beberapa media Arab mengenai apakah beberapa tentara telah melintasi perbatasan. Pasukan Lebanon semakin menambah spekulasi ketika mereka mundur sekitar lima kilometer dari posisi di sepanjang perbatasan pada Senin malam, tampaknya memilih untuk tetap berada di pinggir medan perang.

Menjelang pengumuman IDF, seorang pejabat Israel mengatakan kepada Times of Israel bahwa rekan-rekan mereka di AS telah diberitahu bahwa tujuan dari operasi terbatas ini adalah untuk menghilangkan posisi Hizbullah di sepanjang perbatasan utara Israel. Pasukan Hizbullah akan didorong kembali ke luar Sungai Litani.

Sebelumnya, wakil pemimpin Hizbullah Naim Qassem, dalam pidato publik pertamanya sejak serangan udara Israel yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa “pasukan perlawanan siap untuk melakukan pertempuran darat.”

Laporan-laporan di media Ibrani pada Senin mengatakan potensi operasi darat akan terbatas cakupannya dan ditujukan untuk membongkar unit elit Radwan Hizbullah di wilayah perbatasan, namun tidak untuk menguasai wilayah tersebut dalam jangka waktu yang lama, mengingat tekanan dari AS untuk membatasi skala serangan. setiap serangan darat.

 

Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan kepada wali kota di kota-kota utara pada Senin sore bahwa “fase perang berikutnya melawan Hizbullah akan segera dimulai.” “Ini akan menjadi faktor penting dalam mengubah situasi keamanan dan memungkinkan kami menyelesaikan [misi] penting untuk mengembalikan warga ke rumah mereka,” katanya.

Gallant mengatakan kepada tentara infanteri di dekat perbatasan bahwa pembunuhan Nasrallah pada hari Jumat adalah “sebuah langkah yang sangat penting, tetapi itu bukanlah segalanya. Kami akan menggunakan semua kemampuan yang kami miliki.

Amal Al-Hourani, Wali Kota Jdeidet Marjayoun, sebuah desa Lebanon yang mayoritas penduduknya beragama Kristen, berjarak kurang dari 10 kilometer dari perbatasan, mengatakan kepada Reuters bahwa dua penduduk setempat telah menerima telepon, tampaknya dari tentara Israel, yang meminta mereka untuk mengevakuasi daerah tersebut sesegera mungkin.

Juga pada Senin malam, media Lebanon melaporkan serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, markas Hizbullah yang dikenal sebagai Dahiyeh, setelah Kolonel Avichay Adraee, juru bicara IDF yang berbahasa Arab, meminta warga sipil di dekat tiga lokasi tertentu untuk segera mengungsi. Seorang pejabat keamanan Lebanon kemudian mengatakan kepada AFP bahwa Israel telah melakukan setidaknya enam serangan setelah tengah malam pada Selasa.

Seruan dunia... baca halaman selanjutnya

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement