Selasa 01 Oct 2024 12:37 WIB

Disdik Kota Bandung Ungkap Alasan SMPN 60 Masih Numpang ke SD

Pendirian sekolah rintisan kalau disertai membangun bangunan sekolah akan lama

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Puluhan siswa SMP Negeri 60 Kota Bandung di Jalan Cisereuh belajar di luar ruangan
Foto: M Fauzi Ridwan
Puluhan siswa SMP Negeri 60 Kota Bandung di Jalan Cisereuh belajar di luar ruangan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung mengungkapkan penyebab SMPN 60 yang berdiri tahun 2018 lalu masih menumpang pada bangunan SDN Ciburuy. Hal itu disebabkan SMPN 60 belum memiliki gedung sendiri hingga saat ini. 

Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Tantan Santana mengatakan Disdik memiliki terobosan membuat sekolah rintisan SMP sebanyak 18 sekolah pada tahun 2018 lalu. Hal itu disebabkan jumlah SMPN pada tahun 2018 yang hanya berjumlah 57.

Baca Juga

Namun, jika pendirian sekolah rintisan harus disertai membangun bangunan sekolah akan relatif lama. Oleh karena itu, sekolah rintisan yang didirikan menumpang ke SDN salah satunya SMPN 60 yang menumpang ke SDN Ciburuy.

Secara bertahap, Tantan mengatakan sebanyak 10 SMP rintisan telah memiliki gedung sekolah dan lahan. Sedangkan sisanya 8 SMP masih bertahap menunggu lahan dan pembangunan gedung diantaranya SMPN 60. "Tiap tahun dua pembangunan gedung sekolah, SMPN 60 direncanakan tahun 2025," ujar Tantan, Selasa (1/10/2024).

Tantan mengatakan pendirian sekolah rintisan salah satunya bertujuan untuk memudahkan akses masyarakat mengenyam pendidikan SMP. Setelah siswa SDN sekolah, siswa SMPN sekolah pada siang hari.

Karena permintaan terus bertambah, ia mengatakan jumlah kelas di SMPN 60 ditambah. Sehingga terdapat kelas bergerak diantaranya belajar di luar ruangan kelas secara bergilir.

Namun, karena sudah memasuki musim hujan, Tantan mengatakan siswa yang belajar di luar ruangan kelas akan dialihkan menjadi belajar pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Sebelumnya, puluhan siswa SMP Negeri 60 Kota Bandung di Jalan Cisereuh terpaksa harus belajar di luar ruangan kelas alias di taman sekolah dan selasar kelas. Kondisi siswa belajar di luar ruangan kelas sudah berlangsung sejak tahun 2022 hingga saat ini.

Para siswa yang belajar di taman sekolah atau di selasar kelas berjumlah dua rombongan belajar (rombel) dari total sembilan rombel. Sedangkan tujuh rombel lainnya belajar di ruangan kelas.

Para guru menggilir rombel yang terpaksa harus belajar di luar ruangan kelas. Sehingga sembilan rombel pernah belajar di luar ruangan kelas. Mereka mulai belajar siang hari sebab ruangan kelas pada pagi hari digunakan oleh siswa SD Negeri Ciburuy.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement